jpnn.com, YAMAN - Penduduk Sanaa, Yaman, makin menderita saat ini. Pesawat milik PBB yang digunakan untuk mengangkut bantuan kemanusiaan tidak bisa diterbangkan.
Bahan bakar pesawat itu habis. Di ibu kota Yaman tersebut, tidak tersedia bahan bakar.
BACA JUGA: Ada Jemaah Haji Kakinya Melepuh
Permintaan izin untuk pengiriman bahan bakar dari luar juga dipersulit.
"Kami sulit mendapatkan izin dari koalisi (Arab Saudi) dan pemerintah Yaman untuk mengirimkan bahan bakar jet ke Sanaa agar penerbangan-penerbangan ini bisa terfasilitasi," ujar Direktur Program Pembangunan PBB (UNDP) di Yaman Auke Lootsma.
BACA JUGA: Kasihan... Jadi TKW di Arab Saudi, Sunila Sudah 4 Tahun Tak Digaji
Dia tidak mengetahui penyebab izin untuk mengirim bahan bakar itu tidak kunjung turun.
PBB memiliki dua pesawat yang biasa dipakai untuk mengirimkan bantuan ke Sanaa.
BACA JUGA: PT PJB Buka Peluang Kolaborasi dengan Perusahaan Abu Dhabi
Dua pesawat tersebut diterbangkan dari Amman, Jordania; dan Kota Djibouti, Djibouti.
Nah, gara-gara bahan bakar yang tidak mencukupi, dua pesawat itu tak bisa kembali ke Jordania maupun Djibouti.
Pelabuhan Aden yang menjadi jalur pengiriman bahan bakar dikuasai oleh pemerintah Yaman yang didukung pasukan koalisi Saudi.
Sementara itu, Sanaa dikuasai pasukan oposisi. Bisa jadi, pasukan koalisi tidak ingin ada bantuan yang masuk Sanaa agar kota tersebut bisa segera direbut.
Bukan hanya bantuan barang yang sulit masuk, tapi juga tenaga medis.
Banyak relawan yang tidak bisa datang ke Sanaa karena visanya ditolak. Baik itu oleh pemerintah Yaman maupun pihak oposisi di Sanaa.
Kondisi tersebut membuat Lootsma waswas. Sebab, saat ini situasi di Yaman, terutama Sanaa, begitu memprihatinkan. (Reuters/Aljazeera/sha/c7/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Qatar Tak Serius, Arab Saudi Cs Ancam Jatuhkan Sanksi Lanjutkan
Redaktur & Reporter : Natalia