jpnn.com, JAKARTA - Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora sejak awal telah merekomendasikan Timnas Futsal Putra Indonesia ke SEA Games 2021 di Hanoi Vietnam mendatang.
Hal itu diungkapkan Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Chandra Bhakti menanggapi polemik yang berkembang akhir-akhir ini terkait keberangkatan Timnas Futsal ke SEA Games 2021.
BACA JUGA: Bikin Onar, Pria Bersajam Mengaku Kolonel Yon Kavaleri Diciduk, Setelah Diperiksa, Ternyata
"Jadi, hasil tim review adalah yang putra, tetapi sekjen FFI (Federasi Futsal Indonesia) memaksa minta putri. Makanya, kami sudah bantah. Kami tetap pada keputusan kami, yakni futsal putra yang bisa ke SEA Games," kata Chandra di Jakarta, Selasa (12/4).
Chandra juga menegaskan, bahwa proses review cabor yang akan berangkat dan dipertandingkan di SEA Games dilakukan dengan profesional, melibatkan berbagai pihak yang sangam berkompeten.
BACA JUGA: Anda Kenal Mahasiswa Ini? Dia Terpaksa Dilarikan ke RS saat Aksi Demo 11 April, Kondisinya
"Karena kami tak main-main, enggak ada order-orderan, kami pertanggungjawabkan ke masyarakat. Tim review juga terdiri dari akademisi, profesor, praktisi, pakar, KOI, KONI. Mereka juga tak mau kalau ikuti order cabor. Makanya, Pak Menteri bilang, itu kewenangan tim review. Kemenpora hanya mencatat, menghormati keputusan tim review," lanjut Chandra.
Sementara itu, Ketua Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON), Moch. Asmawi menyatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan mengirim Timnas Futsal Putra karena punya kans dan potensi meraih medali di SEA Games nanti.
BACA JUGA: Berita Duka: Beni Arif Biyanto Meninggal Dunia, Kondisi Mengenaskan
Namun, Asmawi menegaskan bahwa hal itu akan diputuskan bersama seluruh anggota tim review yang terdiri dari para akademisi, pakar olahraga, KONI dan KOI atau NOC Indonesia.
BACA JUGA: Rumah Penimbunan Solar Bersubsidi Digerebek Polisi, Ya Ampun, Pelaku Tak Disangka
“Kami masih menunggu teman-teman review. Kami segera melakukan pertemuan dengan KONI dan KOI terkait bagaimana prosedurnya," ucapnya.(dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahean