jpnn.com, BANTEN - Tim Search and Resque (SAR) TNI Angkatan Laut, di tengah pencarian serpihan dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari keempat dari unsur Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmada I membantu melaksanakan evakuasi nelayan yang tenggelam di perairan Tanjung Pasir, Banten, Rabu (13/1).
Kronologis kejadian tersebut, menurut saksi Suryanto (36 tahun) yang juga tetangga korban mengatakan Rodiah (50 tahun) bersama Firman (21 tahun) merupakan nelayan asal Tanjung Pasir yang mencari ikan di sekitar Pulau Ayer.
BACA JUGA: SAR TNI AL Ungkap Kesulitan Mencari Kotak Hitam Sriwijaya Air
Saat itu, ombak besar dan angin kencang mengakibatkan Rodiah terjatuh dari kapalnya KM Badai, setelah melempar jangkar ke laut, sedangkan anaknya bernama Firman yang mencoba menolongnya hilang belum diketemukan.
Dinas Penerangan TNI AL dalam keterangan pers, Rabu, menyebutkan, kejadian naas itu diperkirakan terjadi pukul 04.00 WIB, di mana saksi mendengar suara korban meminta pertolongan.
BACA JUGA: KRI Wahidin Sudirohusodo-991 Resmi Memperkuat Alutsista TNI AL, Ini Spesifikasinya
Sampai dengan pukul 06.10 WIB, korban ditemukan mengapung dengan posisi telungkup serta dalam keadaan meninggal dunia. Pencarian dilakukan secara terus-menerus terhadap anak korban, namun sampai saat ini belum bisa ditemukan.
Kemudian Sea Rider Kopaska yang melintas di antara Pulau Bidadari dan Pulau Untung Jawa mendekat ke KM Badai, yang diketahui membawa mayat yang akan di bawa ke Tanjung Pasir.
BACA JUGA: Berita Duka, Martinus Muda Kedu Meninggal Dunia, Kami Berbelasungkawa
Karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, kapal nelayan tidak sanggup melaju dan ditolong Sea Rider TNI AL yang diawaki Pelda Bah Adrik beserta dua temannya untuk diantar ke Tanjung Pasir.
Selanjutnya, jenazah yang berhasil dievakuasi dibawa menuju ke rumah korban di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich