jpnn.com, SUMBA BARAT DAYA - Kabar duka datang dari keluarga besar Kampung Buku Bani, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, salah satu putra terbaik Kampung Adat Buku Bani di Kodi yakni Martinus Muda Kedu (72 tahun) meninggal dunia pada Minggu, 20 Desember 2020.
Almarhum meninggal di Kampung Kamongel, Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, NTT.
BACA JUGA: Berita Duka: Dua Dokter di Makassar Meninggal Dunia akibat Corona
Kepergian Martinus meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Istri almarhum, Ibu Theresia Rangga Bela juga kaget. Pasalnya, Ibu Theresia sempat menyiapkan sarapan pagi sebelum bergegas ke kebun. Dia menyangka suaminya, sedang tidur sehingga tidak membangunkan pada pagi hari.
Setelah menyiapkan sarapan, Ibu Theresia menuju ke kebun yang terletak sekitar 400 meter dari kediamannya. Setelah kembali dari kebun, Ibu Theresia melihat pintu kamar almarhum masih tertutup sehingga mengetuk pintu rumah tetapi tidak menyahut. Selanjutnya memanggil tetangga untuk mengecek.
BACA JUGA: Dedi Rohendi Ditemukan Meninggal Dunia Dalam Posisi Sujud
Almarhum Martinus Muda Kedu (72 tahun). Foto: Dok. Keluarga Almarhum
BACA JUGA: Seorang Pria Ditangkap Karena Diduga Berbuat Terlarang di Masjid, Insiden Itu Terekam CCTV, Viral!
Setelah mengetuk pintu, ternyata tidak mendapat respons. Selanjutnya, keluarga membuka jendela yang berada di kamar tidur almarhum. Setelah jendela dibuka secara paksa, ternyata almarhum sudah tak bernyawa. Sontak keluarga kaget dan menangis histeris.
Keluarga besar almarhum mengaku kaget karena almarhum tidak pernah mengeluh sakit.
“Kami semua kaget, karena pada Sabtu (19/12/2020), bapak (Martinus, red) masih pergi ke pasar. Kemudian setelah makan malam, almarhum pergi istirahat,” kata Ibu Theresia.
Hal yang sama disampaikan Petrus Pati Mone, salah satu putra almarhum. Petrus bersama istrinya, Maria Isabela Oes dan dua putranya sebenarnya sedang dalam perjalanan dari Kupang ibu kota Privinsi NTT ke Atambua, Kabupaten Belu dalam rangka berlibur.
Setelah mendengar kabar duka, Petrus dan keluarga membatalkan acara liburan. Selanjutnya, kembali ke Kodi Utara dengan menggunakan pesawat dari Bandara El Tari di Kupang menuju Bandara Tambolaka, Kabupaten SBD.
Tampak satu dari tiga ekor kerbau yang dipotong pada acara prosesi adat Kodi pada saat pemakaman almarhum Martinus Muda Kedu di Kampung Kamonggel, Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Sabtu, 26 Desember 2020. Foto: Dok. Friederich Batari/JPNN
Alfonus Monta, anak pertama dari Agustinus Rangga Mone yang merupakan adik kandung Almarhum juga mengaku kaget.
“Kami semua kaget, karena Bapak Tinus (Almarhum, red) tidak pernah mengeluh sakit,” kata Alfons Monta, cucu dari Nikodemus Loghe Bokol (95 tahun) ini.
Hal yang sama disampaikan adik kandung Almarhum lainnya, Thadeus Hona Pati dan Obet Rangga Mone.
Sebelum pemakaman Almarhum pada Sabtu, 26 Desember 2020, terlebih dahulu diadakan ibadah secara Katolik, dan dilanjutkan dengan tradisi adat Kodi serta diakhiri dengan pemotongan kerbau.
Untuk diketahui, Almarhum dikenal baik dengan kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Almahurm pernah menjabat belasan tahun sebagai aparat desa di antaranya pernah menjabat Ketua RT, Ketua RW, dan Kepala Dusun.
Almarhum juga pernah memiliki kuda jantan berwarna hitam alias kuda nyale yang digunakan pada setiap tahun saat hendak memulai dan menutup pesta pasola.
Untuk diketahui, Pasola berasal dari kata “sola” atau “hola”, yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Pasola digelar setiap bulan Februari di Kodi, SBD.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich