Gunung Agung telah menunjukkan tanda-tanda akan meletus sejak September lalu. Akibatnya lebih dari 100.000 warga dievakuasi serta terjadi penurunan besar dalam dalam industri pariwisata Bali.
Namun aktivitas seismik di Gunung Agung dilaporkan telah menurun dalam sepekan terakhir. Pihak berwenang pun telah mengurangi tingkat bahaya dan memerintahkan sejumlah pengungsi kembali ke rumah masing-masing.
BACA JUGA: Lawatan PM Turnbull ke Israel Tertunda 2 Hari
Gunung Agung terakhir meletus pada tahun 1963, menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Pada hari Minggu (29/10/2017) sore, pihak berwenang menurunkan peringkat dari level berbahaya menjadi level siaga tinggi.
BACA JUGA: Lima Anggota Parlemen Australia Dinyatakan Berkewarganegaraan Ganda
Meskipun aktivitas seismiknya menurun dan radius zona berbahaya juga telah berkurang namun aktivitas gunung berapi ini belum berhenti sama sekali.
Sebanyak enam desa di sekitarnya masih tetap dinyatakan berada dalam zona terlarang, sekitar 70 kilometer dari Pantai Kuta.
BACA JUGA: Polisi Peringatkan Warga Lokal Tak Intervensi Penutupan Pulau Manus
Sebelumnya sebanyak 28 desa yang masuk kategori terlarang.
"Citra satelit terakhir yang diterima menunjukkan energi panas juga menurun," kata Devy Kamil Syahbana dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
"Secara visual kami telah menerbangkan pesawat drone dua kali ke puncak kawah. Kami mengamati di dua wilayah dan menunjukkan intensitas aktivitas di permukaan kawah relatif menurun," jelasnya.
Pihak berwenang di Bali menegaskan perubahan status tersebut semata-mata didorong oleh aktivitas gunung berapi, dan tidak ada faktor lainnya.Mengancam pariwisata
Awal bulan Oktober 2017, Gubernur Bali Mangku Pastika mendesak negara-negara asing menghapus peringatan perjalanan mereka ke Bali terkait peningkatan aktivitas Gunung Agung.
"Saya meminta mereka mencabut peringatan itu karena masih aman," katanya setelah kalangan perhotelan di pulau itu mencatat penurunan perdagangan yang signifikan.
Dilaporkan pulau liburan tersebut mengalami kerugian sedikitnya Rp 2 triliun ($ 200 juta).
Zona larangan juga telah menurun dari radius 12 kilometer menjadi radius 7,5 kilometer dan dari 9 kilometer menjadi 6 kilometer di beberapa daerah.
"Penduduk yang tinggal di luar zona 6 kilometer, daerah tersebut telah kembali normal," kata kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali, Dewa Made Indra.
"Jika Anda memerlukan bantuan transportasi, silakan hubungi kami," tambahnya.
Lebih dari 47.000 warga hingga kini belum bisa kembali ke rumah mereka.
Pura Besakih yang terkenal kini telah dinyatakan tidak masuk dalam zona bahaya.
Di seluruh Kepulauan Indonesia yang luas terdapat lebih dari 100 gunung berapi aktif.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudahkan Mencari Kerja Bagi Lulusan S2 di Australia?