jpnn.com, JAKARTA - PUTUS cinta memang merupakan roller coaster emosional.
Selain bisa mengakibatkan masalah emosional, misalnya depresi, putus cinta juga bisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan.
BACA JUGA: 3 Tips Sembuhkan Luka Hati Akibat Putus Cinta
Apa saja itu? Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Berpikir tubuh tidak fit
BACA JUGA: Putus Cinta? Ini 3 Tahapan yang Harus Dilalui
Putus cinta bisa terdampak pada otak dan memengaruhi cara berpikir.
Otak mengira tubuh tengah tak fit atau ada yang tidak beres.
BACA JUGA: Ini Penyebab Putus Cinta Bikin Tidak Nafsu Makan
Menurut penelitian Columbia University, saat patah hati, terdapat bagian otak yang aktif merasakan sakit fisik.
Nyeri ini mirip dengan yang dialami oleh orang yang ketergantungan obat.
Saat ke dokter, ahli mengatakan kamu baik-baik saja.
2. Perubahan hormon
Saat kamu jatuh cinta, otak akan meningkatkan produksi hormon dopamin dan oksitosin.
Hormon tersebut yang membuat seseorang merasa baik, bahagia, dan nyaman.
Sebaliknya saat putus cinta, otak justru akan meningkatkan produksi hormon kortisol dan epinefrin, yang membuat seseorang stres, trauma, dan depresi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Virginia Commonwealth University, trauma akibat patah hati bisa menyebabkan seseorang menjadi rendah diri.
3. Rambut rontok
Apakah kamu mengalami rambut rontok setelah patah hati?
Ternyata, stres ini masih terkait dengan putus cinta. Rambut rontok karena stres.
Saat stres secara fisik dan mental, sebagian rambut yang tumbuh mengalami fase stagnan. Setelah itu, fase rambut yang mulai berhenti tumbuh.
Hal ini bisa terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Kemudian, rambut akan mudah lepas saat kamu menyisirnya.
4. Masalah jantung
Stres karena patah hati tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Seiring waktu, hal ini bisa memengaruhi kerja jantung.
Menurut The American Heart Association, ada bagian jantung yang membesar dan tidak bisa memompa darah dengan baik saat stres akibat patah hati.
Sementara itu, bagian jantung lainnya bekerja dengan normal.
Ketidakseimbangan kerja membuat gejala mirip dengan serangan jantung.
Masalah kerja jantung ini disebut broken heart syndrome. Stres akibat patah hati juga bisa memicu tekanan darah tinggi.
Tentunya kamu yang tengah patah hati tak ingin kejadian ini memberikan efek pada kesehatan.
Ada baiknya kamu memberi waktu untuk bersedih sejenak, dekat dengan teman dan keluarga.
Kemudian anggap semua itu menjadi pengalaman, dan segera move on.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany