jpnn.com, DUBAI - Kekalahan telak 0-5 Indonesia atas Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Zabell, Dubai, Jumat (11/6) malam, memungkasi penderitaan Skuad Garuda di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Grup G.
Dengan hasil itu, Manajer Pelatih Shin Tae Yong hanya mampu memberikan satu poin, tambahan hasil sekali imbang.
BACA JUGA: Kalah Telak, Timnas Indonesia Menjadi Tim dengan Pertahanan Terburuk
Melawan UEA, dominasi permainan memang menjadi milik tim asal Timur Tengah tersebut.
Timnas Indonesia hanya memiliki 32 persen penguasaan bola, sementara sisanya dikuasai oleh lawan.
BACA JUGA: Evan Dimas Gagal Penalti, Timnas Indonesia Remuk Dipukul UEA
Namun, Indonesia sejatinya punya kesempatan untuk mengubah jalannya pertandingan.
Saat tertinggal 0-2, Evan Dimas mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-38. Sayang, kapten Timnas Indonesia itu gagal menceploskan bola.
BACA JUGA: Arighi Dipanggil Timnas Basket Untuk Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021
Di babak kedua, Indonesia makin hancur, setelah sederet pemain ditarik dan memasukkan nama-nama pemain yang secara mental lebih menyerang.
Menurut Asisten Pelatih Choi In Cheol, yang menggantikan peran Shin Tae Yong karena kena hukuman, faktor mental memang menjadi problem tersendiri.
Dia meyakini, jalannya laga bisa berubah, andai sepakan Evan Dimas dari titik 12 pas bisa masuk.
"Kami kalah dan tidak bisa menguasai pertandingan. Saya kira salah satunya karena tidak bisa mencetak gol dari titik penalti tadi," kata Choi di situs PSSI.
Apabila menjadi gol, Choi meyakini mental pemain akan menguat dan daya juang Skuad Garuda bisa meningkat berlipat ganda.
"Kalau tadi gol, mungkin kami bisa bangkit dan akan memberikan sedikit suntikan motivasi serta momentum di sana, apabila penalti itu berbuah gol," katanya.
Kendati demikian, Choi menegaskan bahwa dirinya bukan melimpahkan menyalahkan Evan Dimas.
Sebab, sukses dan tidak mengeksekusi penalti itu sesuatu yang wajar dalam pertandingan yang penuh tekanan. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad