jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Media Survei Nasional (Median) menemukan anomali bahwa warga puas terhadap kinerja Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada saat memimpin Jakarta. Namun, mereka tidak memilih Ahok-Djarot pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 putaran kedua.
Ace Hasan Syadzily selaku Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot mengatakan, anomali itu muncul terkait dengan persidangan Ahok. Mantan Bupati Belitung Timur itu merupakan terdakwa perkara dugaan penodaan agama. Dia terjerat kasus itu karena perkataannya mengenai Surah Al Maidah ayat 51.
BACA JUGA: Please, Jangan Dorong MK Langgar UU di Sidang Pilkada
“Bisa terkait dengan proses pengadilan yang dialami Pak Ahok,” kata Ace, Senin (20/3).
Untuk mengatasi anomali tersebut, Ace menyatakan, kubu Ahok mencoba menghadirkan saksi-saksi yang meringankan dalam persidangan, baik saksi fakta maupun ahli.
BACA JUGA: Etika dan Karakter Ahok tak Cocok dengan PAN
Dengan menghadirkan saksi-saksi meringankan diharapkan bisa membuktikan bahwa Ahok tidak melakukan penodaan agama. “Salah satu yang membuat kenapa Pak Ahok terjadi split voters karena masih ada persepsi masyarakat yang mengatakan Pak Ahok menista agama,” ucap Ace.
Ace mengatakan, untuk menghilangkan persepsi masyarakat bahwa Ahok melakukan penodaan agama, tidak hanya dilakukan lewat keterangan saksi. Tim pemenangan dan pendukung Ahok-Djarot juga harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa memilih Gubernur DKI Jakarta bukan memilih pemimpin agilgilgama.
BACA JUGA: Ditetapkan Jadi Pemenang, FirManmu Ajak Semua Bersatu
“Tapi, pemimpin pemerintahan yang juga pelayan masyarakat,” ujar Ace.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies: Terima Kasih Atas Deklarasi Pilih Cagub Muslim
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar