Timses Prabowo Nilai Pemerintah Abai Terhadap Nasib Guru Honorer

Senin, 04 Maret 2019 – 23:59 WIB
M Nizar Zahro. Foto:dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Nizar Zahro mengkritik keras pemerintah karena abai terhadap nasib guru honorer. Dalam catatannya, masih banyak guru honorer yang belum diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

"Ini sebetulnya soal keberpihakkan saja. Keberpihakkan pemerintah terhadap rakyatnya," kata Nizar ditemui di Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).

BACA JUGA: Honorer K2 Sudah Jadi PPPK, Tetap Bisa Daftar CPNS?

BACA JUGA: Honorer K2 Jangan Putus Asa, Ingat Kasus Guru Bantu DKI Jakarta

Nizar mengatakan, negara tidak perlu khawatir kekurangan uang untuk mengubah status guru honorer. Justru ekonomi Indonesia menguat ketika guru honorer menjadi PNS.

BACA JUGA: Honorer K2 Jangan Putus Asa, Ingat Kasus Guru Bantu DKI Jakarta

"Jika guru diangkat jadi PNS, sudah barang tentu uang yang digaji itu akan menyebar di bawah. Itu juga bisa mengangkat indeks pertumbuhan ekonomi," ungkap dia.

Nizar menghitung, pemerintah hanya perlu menggelontorkan uang sekitar Rp 26 triliun untuk mengangkat guru honorer menjadi PNS.

BACA JUGA: Nur dan Titi Masih Berjuang secara Senyap agar Honorer K2 jadi PNS

"Kalau mengangkat guru honorer itu, satu tahun butuh Rp 26 triliun. Sementara itu, setiap tahun pemerintah berhutang sampai Rp 100 triliun sampai Rp 200 triliun untuk melengkapi anggaran yang defisit," pungkas politikus Komisi X ini.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menilai, selama ini kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya menyentuh sedikit guru. Hanya sertifikasi yang berdampak luas.

Hal ini justru menimbukan kecemburuan tinggi terhadap guru-guru lain terutama honorer. Dia mencontohkan pengiriman 1200 guru ke 12 negara adalah contoh kebijakan yang tidak berpihak kepada tenaga honorer.

"Kenapa yah pemerintah pelit amat mengangkat guru honorer jadi PNS? Kenapa pusing mikir beasiswa S2 dan S3 tapi tidak pusing memikirkan guru yang honornya Rp 50 ribu per bulan. Sebagai pimpinan organisasi guru, kami betul-betul sedih," ungkap Ramli kepada JPNN, Minggu (3/3).(mg10/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolong, Jangan Sebut Honorer K2 yang Ikut PPPK sebagai Pengkhianat


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler