Timteng Bergejolak, SBY Ingatkan Dunia

Kirim Surat Resmi Minta PBB Bersikap

Kamis, 05 Januari 2012 – 17:43 WIB

JAKARTA--Memanasnya situasi politik luar negeri dan militer di negara-negara Timur Tengah (Timteng) dan Afrika Utara, diwaspadai Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, jika tidak diantisipasi dan semua pihak tidak bisa menahan diri, maka ekonomi dunia bisa terancam.

Ancaman pemerintah Iran yang akan menutup Selat Hormuz imbas dari konflik dengan AS dan sekutunya, disebut SBY bukanlah ancaman biasa. Belum lagi ketegangan menyangkut program nuklir di negara pimpinan Ahmadinejad tersebut.

‘’Ini telah memunculkan banyak spekulasi. Bila tidak ada solusi tepat, bisa berdampak tidak baik bagi dunia,’’ ujar SBY saat membuka sidang kabinet di kantor Presiden, Kamis (5/1).

SBY berpendapat, PBB harus mencari solusi terbaik atas potensi konflik yang terjadi. Indonesia mendorong permasalahan diselesaikan secara damai dan tidak perlu dengan mengangkat senjata. Gejolak di negara penghasil minyak dampaknya diyakini bakal berimbas pada negara-negara berkembang yang tidak memiliki kemampuan produksi. Contoh kecil saja, kalau terjadi sesuatu di selat Hormuz, maka diyakini akan terjadi gejolak luar biasa pada harga minyak bumi dunia.

‘’Sekarang saja dirasakan ada benturan militer, minyak bumi sudah terdongkrak naik. Padahal suplai dan demand tidak ada perubahan. Kalau (konflik) ini terus berlanjut, maka akan merugikan dunia,’’ tegasnya.

Khawatir dengan konflik yang berlanjut-lanjut di Timteng, SBY mengaku telah mengirimkan surat resmi ke Sekjen PBB. Dalam surat tersebut, Indonesia meminta PBB mengambil langkah-langkah serius untuk mencegah terganggunya kelancaran minyak bumi dari Timteng.

‘’Ini semata-mata untuk perekonomian dunia, termasuk negara berkembang. Indonesia sendiri akan terus berupaya meningkatkan produksi (minyak bumi) nya’’ ujar SBY.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Tahan Tiga Tersangka Jembatan Kukar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler