Dijelaskan, agenda tersebut adalah membatalkan rencana tim untuk mengecek aset-aset eks Century yang ada di luar negeri dengan alasan untuk menghemat anggaran.
"Kita dulu usulkan ke luar negeri untuk mengecek apakah laporan Kejagung (Kejaksaan Agung) dan Kepolisian serta tim terpadu pemburu aset benar atau tidak? Atau sekedar angin surga dan bualan saja. Kedua, rencana pemanggilan Antasari Azhar dan JK tanggal 12 September, minggu depan, akan dilaksanakan," kata Hendrawan, kepada wartawan, di gedung parlemen, di Jakarta, Rabu (5/9).
Saat ditanya apa alasan Timwas Century memanggil JK, Hendrawan menegaskan, dulu saat menjabat wapres dalam tanda petik JK mendapatkan penugasan khusus dalam bidang ekonomi. "Tetapi, dalam rapat-rapat terpenting bidang ekonomi dalam mengantisipasi krisis, yang bersangkutan tidak dilibatkan. Bahkan kalau betul, dari 13 rapat, JK hanya diundang dua kali," katanya.
Dia menambahkan, hal ini mengindikasikan ada semacam upaya sistemetis untuk tidak melibatkan atau mengecoh JK. Menurut dia, itu juga dikuatkan oleh transkrip rapat Komite Kebijakan Sektor Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani Indrawati. (Sri Mulyani) yang mengatakan "itu kita heran, kenapa JK demikian power full. Semua tidak ada yang berani dengan dia"," kata Hendrawan menirukan ucapan mantan Menteri Keuangan itu.
"Jadi, Sri Mulyani mengakui. Saya rasa itu karena konsisten JK, dalam tanda petik JK dikecoh dalam rapat-rapat penting dalam bukan Oktober, November 2008," tambahnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, nanti ketika diundang, akan dilihat apa yang akan dipertanyakan timwas ke JK. "Pak JK itu menarik karena kita tahu persis proses dan ruh dan niatan di balik semua langkah-langkah penyelamatan bank gagal," kata politisi PDI Perjuangan. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Bekuk Satu Teroris Jaringan Solo
Redaktur : Tim Redaksi