jpnn.com, JAKARTA - Pertamina akan terus mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati, seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
BACA JUGA: Desa Pulau Semambu Sulap Pertanian Lebih Ramah Lingkungan Berkat Energi Surya dari Pertamina
“Nanti energi kita akan berbasis bioenergi, karena Indonesia ada banyak sumber daya. Di India, saya bertemu dengan technology liaison untuk bioethanol dan limbahnya bisa diproses di perusahaan India, ini salah satu follow up yang akan kami kerja samakan,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Menurut Nicke, pengembangan bioenergi memiliki banyak manfaat dalam mempercepat transisi energi.
BACA JUGA: Pertamina Makin Ekspansif, Kini Perkuat Kerja Sama dengan Perusahaan Migas Asal Mozambik
“Bagi Pertamina, bioenergi bukan hanya mengurangi emisi saja, tetapi mengurangi ketergantungan impor dan menciptakan lapangan pekerjaan. Ketika perkebunan didorong, kami tambah menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Nicke.
Pertamina melihat untuk meningkatkan kemandirian energi ini harus mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
“Baru namanya sustainable, the real sustainable energy itu sebetulnya kita memiliki sumber daya,” tegas Nicke.
Sebagai Co-Chair Task Force Energy Climate Energy Sources Efficiency B20 India, Nicke memastikan agenda-agenda besar dalam rekomendasi B20 Bali dan India terus ditindaklanjuti.
Pertama, terkait energi yang lebih berkelanjutan, salah satunya adalah New & Renewable Energy.
Kedua, dalam menjalankan transisi energi harus adil dan terjangkau.
Ketiga, sebagai negara berkembang, seperti juga India dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, harus memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke energi yang bersih, modern, dan terjangkau.
“Kami tidak mungkin mengerjakannya sendiri, setiap negara tidak mungkin mengerjakan sendiri, jadi global cooperation sangat penting. Pertamina sendiri sudah melakukan beberapa inisiatif dalam konteks global cooperation untuk transisi energi,” terang Nicke.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan Pertamina semakin gencar mengembangkan inisiatif program transisi energi sejalan dengan tren dunia.
“Transisi energi dijalankan Pertamina dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas dan keberlanjutan," kata Fadjar.
Dalam jangka pendek, lanjut Fadjar, transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi.
Namun di sisi lain, bisa mencapai target pengurangan emisi karbon.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi