jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi telah menunjukkan bagaimana jabatan gubernur DKI Jakarta dapat menjadi batu loncatan yang sangat berharga untuk menggapai kursi RI 1.
Banyak yang memprediksi Gubernur Anies Baswedan ingin mengikuti jejak pria yang didukungnya pada Pilpres 2014 lalu tersebut.
BACA JUGA: Survei Cagub DKI: Risma Teratas, Anies Petahana Lemah
Sayang, Anies sepertinya bakal kesulitan untuk sekadar mempertahankan jabatannya jika pilkada DKI jadi digelar tahun depan.
Survei yang dilakukan oleh Nusantara Strategic Network (NSN) menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Anies sangat rendah, hanya mencapai 39,3 persen saja.
BACA JUGA: Pemprov DKI Akan Lepas Saham Perusahaan Bir, F-PAN: Anies Harus Tegas Seperti Jokowi
“Tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta incumbent Anies Baswedan rendah sekali, di bawah 40 persen,” kata Direktur Program NSN Riandi di Jakarta, Kamis (4/3).
Sebagian besar publik merasa tidak puas, yakni sebanyak 51,5 persen, sisanya tidak tahu/tidak jawab 9,2 persen.
BACA JUGA: Wanita Emas Kembali Mengkritik Anies Soal Penanganan Banjir, Begini Kalimatnya
Sebelumnya Anies berhasil merebut jabatan gubernur melalui dua putaran Pilkada yang membelah publik dalam polarisasi yang sangat tajam. Nama Anies juga menjadi figur penentang utama terhadap kepemimpinan nasional Presiden Jokowi.
Dalam sejumlah survei calon presiden, nama Anies kerap bertengger di jajaran atas. Anies juga diyakini akan maju lagi untuk kedua kalinya jika Pilkada jadi digelar pada 2022. Tetapi dengan kinerja yang buruk, Anies tampaknya harus bekerja keras untuk bisa kembali menang.
“Sejak awal menjabat sebagai gubernur, Anies tampak tidak mampu men-deliver program sebagaimana yang dilakukan kepala-kepala daerah lainnya,” lanjut Riandi. Anies hanya berputar-putar pada narasi, yang memang menjadi keunggulan dalam mengatur kata-kata lewat media.
Terakhir, sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta yang dimotori Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berniat menggulirkan interpelasi soal banjir. Dalam janji kampanyenya, Anies mengusulkan naturalisasi sebagai alternatif normalisasi, tetapi banjir tetap menerjang ibukota.
Sebelumnya PSI juga menyoroti transparansi penyusunan anggaran (APBD) dan penggunaan dana untuk uang muka balap mobil Formula E. Demikian pula dengan lambatnya pembangunan infrastruktur transportasi publik untuk mengatasi problem klasik kemacetan di ibukota.
“Sisa waktu Anies untuk memperbaiki kinerjanya makin sempit sebelum habis periode pada tahun depan, apalagi jika jadwal Pilkada dimundurkan pada 2024, peluang Anies makin tipis untuk berlaga di panggung politik nasional,” pungkas Riandi.
Nusantara Strategic Network (NSN) melakukan survei pada 20-27 Februari 2021, secara tatap muka dengan 400 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±4,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Adil