Tingkat Stres Yang Tinggi Menyebabkan Otak Menyusut?

Senin, 21 Januari 2019 – 23:09 WIB
Ilustrasi otak. Foto: Pixabay/JPNN.com

jpnn.com - Ketika kita mengalami tingkat stres yang tinggi, maka tubuh memproduksi hormon stres kortisol secara berlebihan.

Hal ini, pada gilirannya, menghasilkan gejala seperti kualitas tidur yang buruk, penambahan berat badan, memperlambat penyembuhan kulit, tekanan darah tinggi, dan lain-lain.

BACA JUGA: Kulit Juga Bisa Stres, Ini 5 Tandanya

Para peneliti, dalam sebuah studi baru, mengeksplorasi bagaimana kelebihan kortisol bisa dikaitkan dengan perubahan dalam kemampuan berpikir kita.

Makalah berjudul Circulating cortisol and cognitive and structural brain measures telah diterbitkan dalam jurnal Neurology pada 24 Oktober lalu.

BACA JUGA: Waspada, Debat di Media Sosial Bisa Bikin Anda Stres

Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.200 orang, dengan usia rata-rata 48 tahun yang semuanya adalah peserta dalam Framingham Heart Study.

Selain memberikan contoh darah dan scan MRI, mereka diinstruksikan untuk mengambil bagian dalam tes yang mengukur daya ingat, perhatian, persepsi visual dan banyak lagi.

BACA JUGA: Benarkah Berenang Efektif untuk Usir Flu?

Tes dilakukan pada awal penelitian dan sekali lagi delapan tahun kemudian. Temuan ini menemukan sebuah asosiasi di mana orang-orang yang memiliki tingkat kortisol tertinggi juga menunjukkan tanda-tanda volume otak yang lebih kecil dan mendapatkan hasil buruk pada tes kemampuan berpikir mereka.

Dengan kata lain, perubahan negatif diamati dalam pemindaian otak serta tes mengukur kemampuan berpikir.

Selanjutnya, kadar kortisol yang tinggi juga terkait dengan perubahan di otak yang dikenal sebagai prekursor penyakit Alzheimer.

"Sebuah pesan penting untuk saya dan orang lain adalah bahwa ketika tantangan datang ke arah kami, menjadi frustrasi merupakan hal yang sangat kontraproduktif - tidak hanya untuk mencapai tujuan kami, tetapi mungkin dalam hal kapasitas kami untuk menjadi produktif," kata ketua peneliti, Sudha Seshadri, seorang profesor neurologi di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio, seperti dilansir laman MSN,Minggu (20/1).

Hal yang meresahkan para peneliti adalah bahwa perubahan fisik di otak juga bisa terjadi pada sekelompok orang yang berusia di bawah 50 tahun.

"Kenyataannya, memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan perubahan fungsi otak pada awal kehidupan," catat Seshadri.

Seshadri merekomendasikan agar Anda mencoba aktivitas santai dan tetap berpegang pada apa pun yang cocok untuk mengurangi risiko demensia.

Beberapa sarannya termasuk meditasi, olahraga, yoga, tidur yang cukup dan mempertahankan kehidupan sosial yang kuat.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyakit Tifus Rentan Memicu Stres?


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Stres   atasi stres   otak  

Terpopuler