Tingkatkan Layanan Medis, Buka 20 Fakultas Kedokteran Baru

Senin, 26 April 2010 – 20:52 WIB
JAKARTA--Terkait adanya unpaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah tenaga medis atau dokter di seluruh daerah di Indonesia, Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan bahwa pihaknya telah menambahkan 20 fakultas kedokteran di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

"Kami sudah melakukan penambahan fakultas kedokteran di 20 perguruan tinggi negeri (PTN) dan di 13 perguruan tinggi swasta (PTS)," ungkap Fasli ketika ditemui JPNN usai menghadiri raker bersama Komisi IX dan Menteri Kesehatan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (26/4)

Untuk jumlah total distribusi fakultas kedokteran di seluruh Indonesia, lanjut Fasli, masing-masing di pulau Jawa ada 33 fakultas, Sumatera ada 20 fakultas, Kalimantan ada 3 fakultas, Bali ada 5 fakultas dan Papua ada 1 fakultas.

"Sedangkan untuk sistem pendidikan di fakultas kedokteran, adalah 3-3,5 tahun belajar di  akademi, kemudian 1-2 tahun diperbolehkan melakukan praktek dengan berprofesi sebagai dokter di rumah sakit, lalu selanjutnya 1 tahun kemudian intensif untuk bisa mandiri dan diberikan izin praktek," jelas Fasli.

Untuk diketahui,  sebelumnya ketika di dalam raker, Fasli sempat menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari uji kompetensi kedokteranPertama, prinsip penyusunan soal ujian tersebut adalah membekali para peserta

BACA JUGA: Vaksin Baru untuk Alzheimer Diujicoba

Peserta dihadapkan kepada situasi ruang praktik dokter, dengan pasien yang mempunyai berbagai keluhan
Dari simulasi soal tersebut diharapkan peserta dapat berpikir secara sistemis dan komprehensif.

Manfaat kedua, uji kompetensi dapat membendung dokter dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia

BACA JUGA: Pasar Terapung, Wisata Bisnis di Atas Sungai

Mereka yang berniat bekerja di Indonesia kedepannya harus melalui masa internship untuk mendapatkan sertifikat kompetensi
Keharusan tersebut akhirnya akan menyulitkan mereka karena internship menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi(Cha/jpnn)

Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler