jpnn.com - jpnn.com - Kementerian Pertanian (Kementan), Bulog, dan TNI menggelar rapat koordinasi di Gedung Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (23/2). Rapat koordinasi bertujuan untuk meningkatkan serapan hasil petani tahun 2017 ini.
Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan, selama dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, peningkatan signifikan terjadi di sektor pertanian.
BACA JUGA: Menteri Amran Curhat Pernah Diserang Gara-Gara Jagung
Salah satu prestasinya adalah dari 14 item pokok pangan, sebagiannya berhenti impor. Antara lain beras dan jagung.
"Kita sudah dua tahun melewati dan banyak perubahan. Tapi ini belum maksimal. Saya ingin bukan hanya impor, tapi kita ekspor," kata dia dalam sambutannya.
BACA JUGA: Bupati dan Komandan Korem Nyemplung ke Sawah
Acara ini dihadiri oleh 450 peserta dari elemen Bulog, Kementan, dan TNI di tingkat provinsi sampai kota atau kabupaten. Koordinasi ini diharapkan semua elemen satu visi dalam meningkatkan penyerapan dan pengendalian harga.
Amran sempat terlibat komunikasi dengan salah satu peserta dari Dinas Pertanian di Sumatera Utara. Pria asal Bone ini menanyakan berapa jumlah hasil panen gabah di Sumatera Utara.
BACA JUGA: Indonesia Ekspor Beras Medium Setelah 72 Tahun
"Selama dua tahun ini tiga ribu Pak Menteri," kata perwakilan Dinas Pertanian Sumut dalam forum.
"Itu hasil yang sangat sedikit. Tingkatkan 50 ribu ton tahun ini. Anda harus serius," kata Amran menegaskan.
Di samping itu, Amran juga meminta Bulog untuk mengawasi harga gabah. Jika ditemukan adanya ketimpangan harga di bawah standar pemerintah, maka Bulog wajib mengambil alih hasil panen petani dengan membayarnya sesuai aturan.
"Ini supaya petani merasa dihargai. Ketika panen, mendapatkan harga yang bagus, dia akan menanam lagi," kata Amran. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Minta Petani Gunakan Irigasi Air Permukaan
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga