Tingkatkan Potensi Ekspor Daerah, Bea Cukai Gencarkan Asistensi kepada Pelaku Usaha

Jumat, 21 Mei 2021 – 16:36 WIB
Budi daya maggot atau larva lalat black soldier fly (BSF) untuk diolah menjadi pelet dan pur untuk makanan ikan dan unggas berpotensi ekspor. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai terus menggencarkan asistensi kepada pelaku usaha dan mempererat sinergi dengan pemerintah daerah guna meningkatkan potensi ekspor daerah guna membantu pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Bea Cukai, Sudiro mengatakan jajaran instansinya di daerah terus berupaya maksimal menjalin kerja sama dan turun membantu masyarakat mengembangkan usaha.

BACA JUGA: Minggu Pertama Setelah Lebaran, Bea Cukai Gerak Cepat Menindak Peredaran Rokok Ilegal

Langkah itu diikuti dengan pemberian fasilitas dan asistensi terhadap produk-produk yang memiliki potensi laris di pasar internasional.

Di Jawa Timur, Bea Cukai Kediri melakukan kunjungan untuk memberikan asistensi terkait prosedur ekspor dan impor ke CV. Murai Rimba yang berlokasi di Kabupaten Kediri pada Rabu (19/5).

BACA JUGA: Pesan Kombes Sempana untuk Marzuki Ahmad Cs: Lebih Baik Menyerahkan Diri

CV. Murai Rimba merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budi daya maggot atau larva lalat black soldier fly (BSF) yang kemudian dikeringkan dan diproses menjadi pelet dan pur untuk makanan ikan maupun unggas.

"Produk tersebut memiliki potensi ekspor yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan sudah adanya kegiatan ekspor produk maggot dari beberapa daerah di Indonesia ke berbagai negara," ucap Sudiro dalam keterangannya, Jumat (21/5).

BACA JUGA: Firli Bahuri Merespons Maklumat Jokowi soal 75 Pegawai KPK, Ada Ucapan Tidak Berani

Menurut dia,  produk maggot mulai banyak dibudidayakan di sejumlah daerah, terlebih lagi pengusaha maggot di Indonesia sangat diuntungkan karena budidayanya hanya bisa dilakukan di negara yang beriklim tropis.

Selanjutnya di Maluku, dalam rangka upaya peningkatan ekspor komoditi hasil laut, Bea Cukai Tual berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Maluku Tenggara Barat.

"Indonesia itu kaya, contohnya di Kepulauan Aru ada beberapa jenis budi daya hasil laut dengan komoditi terbanyak berupa rumput laut dan telur ikan terbang. Selain itu teripang, lobster, serta beberapa ikan basah juga merupakan hasil laut yang banyak dikelola oleh masyarakat setempat, sayang sekali kalau tidak kita fasilitasi dan kelola dengan baik," tutur Sudiro.

Namun kendala yang dihadapi antara lain tidak adanya transportasi langsung yang dapat mengangkut komoditi tersebut ke luar negeri. Akibatnya, kegiatan ekspor hanya dapat dilakukan melalui Kota Makassar atau Surabaya dengan tetap memaksimalkan pengawasan oleh Bea Cukai Tual.

Sementara itu di Medan, dalam rangka meningkatkan pemahaman terkait pemberdayaan dan peningkatan ekspor daerah bagi industri kecil dan menengah (IKM), Bea Cukai Belawan menerima kunjungan tim bimtek ekspor Bea Cukai Medan.  

Kunjungan itu membahas rencana program kerja, seperti PEN, upaya peningkatan insentif bagi pengusaha IKM melalui fasilitas kemudahan ekspor tujuan impor (KITE), relaksasi kemudahan baik prosedural atau fiskal.

Selain itu, adanya sinergi bersama instansi pemerintah lain atau pemerintah daerah dalam upaya peningkatan ekspor, serta pentingnya pelatihan dan sosialisasi bagi pelaku usaha dan internal pegawai selaku agen fasilitas.

Sudiro berharap berbagai upaya Bea Cukai ini mampu mendorong ekspor, karena itu merupakan salah satu unsur pendorong perekonomian negara, baik untuk pelaku usaha atau devisa yang dihasilkan.

"Hal ini (ekspor, red) penting, mengingat adanya perlambatan perekonomian di masa pandemi sekarang ini," pungkas Sudiro. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler