jpnn.com, BANJARBARU - Dalam menjawab tantangan di era industri 4.0 Kementerian Pertanian menaruh harapan besar pada generasi milenial.
Tantangan atas pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian itu sendiri.
BACA JUGA: Ipda AS Terancam Hukuman Mati
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta agar generasi muda dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian.
"Saya optimistis kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern," kata dia.
BACA JUGA: Letjen TNI Nyoman Cantiasa: Saya Minta Kalian Bertanggung Jawab & Segera Menyerahkan Diri
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah naungan Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas lulusannya.
Salah satu upayanya ialah meningkatkan kualitas Teaching Factory (TEFA).
BACA JUGA: Atribut Polri jadi Candaan di TikTok, 3 Orang Ini Langsung Dijemput Polisi
Melalui TEFA, peserta didik akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha dan memiliki kesiapan untuk terjun di dunia industri yang sebenarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengungkapkan melalui SMK-PP, Politeknik atau pendidikan vokasi, akan terus berupaya menghasilkan SDM yang profesional, berjiwa wirausaha, dan SDM yang mempunyai daya saing tinggi.
"Salah satu indikasi keberhasilan dari pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh Dunia Usaha atau Dunia Industri (DuDi). Untuk itu, kami menerapkan TEFA di mana model pembelajaran dalam suasana sesungguhnya (tempat kerja) dan bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai dengan kebutuhkan DuDi," katanya.
Maka, guna mendukung Tefa di SMK-PP Negeri Banjarbaru, manajemen sekolah kembali menggelar Pelatihan peningkatan kapasitas staff Tefa.
Pelatihan kali ini tentang Kultur Jaringan (Kuljar) selama 5 hari, terhitung sejak Selasa, (1/2/2022), bertempat di Laboratorium Kampus SMK-PP N Banjarbaru.
Pelatihan Kuljar selama lima hari ini diikuti sembilan orang peserta yang terdiri dari empat guru, satu tenaga lab. Kuljar, dan empat orang siswa SMK-PP N Banjarbaru.
“Pelatihan Kultur Jaringan ini dalam rangka peningkatan kapasitas staff Tefa SMK-PP Negeri Banjarbaru melalui teknologi yang ada di Kultur Jaringan,” ujar penanggung jawab pelatihan yang juga Pengelola Lab Kultur Jaringan SMK-PP N Banjarbaru Fofa Arofi.
Selain itu, kata dia, pelatihan Kultur Jaringan kali ini dikhususkan di bidang Somatik Embrio Program, yang dimulai dari persiapan, penggunaan alat, pembuatan stok, penanaman, sampai pada tahap aklimatisasi.
Pada pelatihan ini sendiri peserta mendapatkan materi, di antaranya pembuatan media (padat dan cair), sterilisasi media, pemilihan eksplan, sterilisasi eksplan, inisiasi/inokulasi eksplan, preparasi dan pengoperasian alat (bioreaktor dan shaker), subkultur (media padat dan cair), multiplikasi, dan perakaran.
Di kesempatan terpisah, Kepala SMK-PP N Banjarbaru Budi Santoso menyampaikan bahwa diperlukan pembinaan yang intensif dan maksimal.
"Maka digelarlah pelatihan ini guna terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi staf tefa, serta tentunya dapat diteruskan ilmunya kepada siswa kita,” kata Budi Santoso. (rhs/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti