jpnn.com, JAKARTA - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali mengadakan Preliminary Training (Orientasi Pra-Pemberangkatan) bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) skema Government to Government (G to G) Korea Selatan gelombang kedua di Kinasih Resort, Depok, Jawa Barat, Rabu (20/4/2022).
Setelah tertunda selama dua tahun, sebanyak 410 orang mengikuti kegiatan yang berlangsung selama enam hari ini.
BACA JUGA: Legislator Minta BP2MI Menyegerakan Optimalisasi JKN bagi Pekerja Migran Indonesia
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengungkapkan BP2MI adalah pelayan rakyat yang memang berkewajiban melayani rakyat, termasuk CPMI.
"Saya banyak sekali mendapatkan kritikan dan keluhan CPMI yang tertunda berangkat bekerja ke Korea Selatan. Walaupun hal itu bukan keputusan pemerintah Indonesia, namun sudah kewajiban kami sebagai pelayan rakyat untuk menerima seluruh kritikan tersebut," kata Benny.
BACA JUGA: Selamatkan Ribuan CPMI dari Bisnis Kotor Sindikat Ijon Rente, Hilbara dan Pelbaci Apresiasi BP2MI
Benny menjelaskan kegiatan Preliminary Training ini adalah yang pertama kali diadakan semenjak dirinya menjabat.
Selama dua tahun terakhir menjadi Kepala BP2MI, pandemi Covid-19 melanda dan mengakibatkan ditutupnya penempatan PMI ke Korea Selatan.
BACA JUGA: Tidak Ada Koordinasi, TNI AL Sentil BP2MI soal Hasil Investigasi PMI Ilegal
"Selama dua tahun ini, penempatan PMI ke Korea Selatan ditutup karena kebijakan pemerintah negara tersebut dengan melihat kondisi Covid-19. Saat ini penempatan tersebut telah dibuka," kata Benny.
Oleh karena itu, Benny menegaskan kepada jajaran untuk menggenjot Preliminary Education kepada seluruh CPMI yang tertunda keberangkatannya, kita targetkan semuanya sudah berangkat ke Korea bulan Juli 2022 nanti
Direktur EPS Center HRD Korea di Jakarta Kwon Mi Young, turut hadir dalam kegiatan ini. Dia mengingatkan agar para CPMI yang mengikuti Preliminary Education ini menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19.
Tak kalah penting juga diingatkan untuk mematuhi kontrak kerja yang disepakati.
"Bekerjalah sesuai kontrak kerja yang ditentukan dan jika sudah selesai jangan sampai melebihi masa kerja. Jangan sampai terkena sanksi karena melebihi masa kerja, karena bisa berpengaruh negatif terhadap kuota untuk PMI ke Korea Selatan selanjutnya," kata Kwon.
Menurut Kwon, jika terkena masalah, bisa mengajukan permohonan bantuan di pusat ketenagakerjaan di tempat kerja Anda, atau bisa ke HRD Korea cabang di kota Anda.
Kepala BP2MI menambahkan dirinya akan memastikan berjalannya Preliminary Education yang ada di semua kota, mulai dari Semarang pada Selasa (19/4/2022), Depok pada Rabu (20/4/2022), dan Cirebon pada Kamis (21/4/2022). Totalnya mencapai 1.060 orang.
Dalam era kepemimpinannya, Benny menjamin bahwa kegiatan Preliminary Education ini diadakan secara gratis.
"Saya mendapat keluhan pelaksanaan Preliminary Education yang lambat. Oleh karena itu, saya hadir langsung kegiatan Preliminary Education di Semarang. Saat ini di Depok, dan pada Jumat (21/4/2021) saya ke Cirebon," kata Benny.
Menurut Benny, atas kerja-kerja yang lambat tersebut, dirinya telah melakukan evaluasi dengan mencopot tiga pejabat karena ada proses-proses yang terlalu lambat.
"Saya targetkan semua CPMI yang tertunda keberangkatannya selama pandemi, bisa selesai mengikuti Preliminary Education dalam April ini," kata Benny.
Benny juga berharap untuk selanjutnya Preliminary Education dapat dibuka di beberapa tempat lain, seperti di Yogyakarta dan Indramayu.
"Semangatnya adalah untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Kami juga meminta izin dan menyarankan kepada HRD Korea agar tempat pelaksanaan tes EPS Topik bisa diadakan di tempat lain, bisa menggunakan sistem zonasi. Jika Korea Selatan belum bisa memfasilitasi, maka BP2MI akan mengusahakan menyediakan perangkat-perangkat untuk tes EPS Topik," ujar Benny.
Pada akhir acara, Benny berharap seluruh CPMI yang mengikuti Preliminary Education ini dapat menyelesaikan semua prosesnya hingga dapat berangkat bekerja ke Korea Selatan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari