jpnn.com - KLATEN - Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq meninjau panen raya di salah satu kawasan Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3). Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto terkait percepatan serap gabah pada petani guna mencapai swasembada pangan lokal.
Taufiq memastikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GPK) di tingkat petani Rp 6.500 sudah sesuai.
BACA JUGA: Bulog Karawang Tetap Serap Gabah Petani Meski Realisasi Telah Mencapai 136%
"Kami datang ke sini memastikan Bulog membeli dengan harga Rp 6.500, seperti disaksikan tadi, ya," kata Taufiq.
Taufiq menuturkan penetapan HPP GKP tersebut dianggap sebagai solusi untuk menjawab kendala para petani yang kerap tidak mendapatkan nilai layak.
BACA JUGA: Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
Dia menyatakan Presiden Prabowo dengan tegas meminta supaya ekonomi para petani lokal membaik, sehingga bisa hidup sejahtera.
"Kenapa kami langsung masuk ke petani demikian? Karena beberapa kendala yang dialami, seperti yang disampaikan tadi beberapa teman-teman petani, kadang mereka tidak nikmati," jelasnya.
BACA JUGA: Menjelang Panen Raya 2025, Serapan Gabah Bulog Tembus 300 Ribu Ton
Taufiq mengungkapkan serapan setara beras di Klaten telah mencapai 28.000 ton. Sementara itu, Bulog sudah menyerap 400.000 ton setara gabah dan beras sepanjang Januari hingga Maret 2025.
Dalam proses pengadaan dan memberikan informasi mengenai lokasi yang siap panen, Bulog dibantu Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Adapun Babinsa dinilai lebih dekat dengan masyarakat dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), sehingga pemantauan proses penjualan GKP Rp 6.500 berjalan lebih efisien.
"Kami Bulog minta kepada para Babinsa dengan Bhabinkamtibmas,” tutur Taufiq.
Menyusul adanya kebijakan penetapan HPP GPK, Taufiq mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kualitas gabah yang akan dijual.
Dia juga menekankan kepada petani untuk tidak melakukan berbagai hal yang akan merugikan Bulog, seperti dengan sengaja menjual gabah tak berkualitas.
Gabah tak berkualitas dapat memperlambat proses pengolahan menjadi beras, sehingga menghambat target pemenuhan pangan nasional.
"Jangan juga ada yang sengaja dibasahin gabahnya, ditebang sebelum waktunya," imbau Taufiq. (mcr31/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah