jpnn.com - BAGI sebagian orang, tato itu keren. Tapi perlu diketahui bahwa, sejumlah studi pernah menjelaskan bahaya infeksi dari tato, terutama akibat penggunaan jarum tato yang mungkin tak bersih. Baru-baru ini sebuah studi baru menemukan bahwa tato bisa menyebabkan kanker.
Penelitian yang berasal Belanda ini percaya jika senyawa racun dari tinta tato dapat merasuk ke dalam tubuh dan mencemari aliran darah, serta menumpuk di organ utama seperti limpa dan ginjal hingga mengganggu kemampuan tubuh orang yang ditato untuk memfilter limbah dari dalam tubuhnya. Belum termasuk kanker.
BACA JUGA: Celana Dalam Seksi Berisiko Bikin Vagina Terinfeksi?
Sejumlah studi juga memaparkan bahwa beberapa tinta tato yang digunakan di Inggris diketahui mengandung karsinogen. Untuk itu banyak ilmuwan di Inggris yang menginginkan pengetatan peraturan bagi peredaran tinta tato.
Salah satunya adalah Desmond Tobin, direktur pusat ilmu kulit dari Bradford University. Ia mengaku syok ketika menemukan bahwa tak ada regulasi yang jelas tentang peredaran tinta untuk tato ini. Padahal 20 persen orang dewasa di Inggris memiliki setidaknya satu tato.
BACA JUGA: Diterpa Isu Kesehatan, Penjualan Diet Coke Turun Drastis
"Tak dapat disangkal lagi, senyawa-senyawa itu bisa jadi racun," kata Tobin seperti dilansir laman Ibtimes, Minggu (20/10).
Bulan lalu Public Health England pun akhirnya merilis laporan tentang industri tato ini. Dikatakan disini beberapa jenis tinta yang digunakan dalam industri ini hanya mencantumkan sedikit data di labelnya. Bahkan komposisinya masih diragukan.
BACA JUGA: Pria Berwajah Lebar Cenderung Lebih Sulit Dipercaya
Laporan ini juga menemukan bahwa tinta berwarna merah terbukti mengandung merkuri, sedangkan tinta biru dan hijau diketahui mengandung kobalt.
Studi yang dilakukan Jorgen Serup dari Copenhagen University ini pun menemukan 13 dari 21 tinta tato yang banyak digunakan di Eropa mengandung senyawa karsinogenik.
"Dan jutaan orang Eropa banyak yang ditato dengan senyawa kimiawi yang tak diketahui asal-usulnya itu," kata profesor dermatologi tersebut.
Lewat studinya, Profesor Serup berupaya menginformasikan tentang berbagai risiko tato, meski ia sendiri mengaku masih butuh riset yang lebih mendalam tentang potensi bahayanya.
Hal ini juga sejalan dengan upaya investigasi yang dilakukan Food and Drug Administration AS dua tahun lalu, setelah riset mereka menemukan bahwa tinta tato mengandung senyawa-senyawa berbahaya, termasuk logam dan hidrokarbon yang diketahui sebagai salah satu jenis karsinogen.
Sebuah senyawa yang umumnya dipakai sebagai bahan tinta tato untuk warna hitam, yaitu benzo(a)pyrene juga dilaporkan berpotensi sebagai karsinogen yang diduga dapat menyebabkan kanker kulit melalui percobaan pada hewan.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Atasi Darah Tinggi dengan Mengaktifkan Saraf di Leher
Redaktur : Tim Redaksi