jpnn.com, BEIJING - Hubungan Tiongkok dan Taiwan makin tegang usai Negara Tirai Bambu ini memutuskan tetap menggelar rencana latihan militer di Laut China Timur.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (27/8), latihan tersebut akan menjadi rangkaian ketiga bulan ini setelah Taiwan dan AS melakukan penjualan senjata bernilai miliaran, termasuk jet tempur F-16.
BACA JUGA: Vietnam Mulai Gerah dengan Kelakuan Tiongkok di Laut China Selatan
Berdasarkan pemberitahuan Administrasi Keselamatan Maritim Zhejiang, kapal-kapal akan dilarang masuk perairan lepas pantai Provinsi Zhejiang selama 48 jam, terhitung sejak pukul 18.00 waktu setempat Selasa ini.
Meski tidak ada informasi rincian skala latihan maupun unit militer yang terlibat, namun pada akhir Juli lalu, People's Liberation Army (PLA) telah melakukan dua latihan militer skala besar dekat Selat Taiwan. Sementara menurut koran pemerintah Tiongkok, Global Times, latihan militer kali ini disebut 'latihan tembakan langsung'.
BACA JUGA: Selain Asia Tenggara, Eropa Juga Dibanjiri Jutaan Warga Tiongkok
Diketahui hubungan Tiongkok dan Taiwan merenggang sejak terpilihnya Presiden Republik Tiongkok (Taiwan), Tsai Ing-wen pada tahun 2016. Tsai merupakan politisi dari Partai Progresif yang menolak gagasan Taiwan bagian dari 'Satu Tiongkok'.
Peneliti kebijakan luar negeri Tiongkok dari Universitas Macquarie, Adam Ni mengatakan lattihan militer yang dilakukan kali ini memiliki agenda besar.
BACA JUGA: Tiongkok Tangkap Pegawai Konsulat Inggris di Hong Kong
"Idenya (tidak sekadar) untuk mempersiapkan konflik dengan lebih baik, tapi juga menghalangi Taiwan menempuh kemerdekaan, sekaligus menggagalkan intervensi AS jika konflik Tiongkok dan Taiwan pecah," ujar Ni. (rmol/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Gunakan Medsos untuk Memfitnah Demonstran Hong Kong
Redaktur & Reporter : Adil