jpnn.com, BEIJING - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menghadiri KTT G20 di Bali pada akhir Oktober mendatang.
Meski banyak negara yang menentangnya, rencana Putin itu mendapatkan dukungan dari Tiongkok yang menganggap Rusia merupakan anggota penting G20.
BACA JUGA: Rusia Terancam Ditendang dari G20, China Tegaskan Dukung Indonesia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan G20 adalah kelompok yang perlu menemukan jawaban untuk isu-isu kritis seperti pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata dengan memperkuat persatuan dan kerja sama," kata Wenbin, Rabu (23/3).
BACA JUGA: Putin Ingin Hadir di KTT G20 Bali, Rusia Minta Indonesia Lakukan Ini
Saat ini Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menggalang kekuatan untuk mendepak Rusia dari keanggotaan G20. Langkah itu sebagai respons atas aksi Rusia menginvasi Ukraina yang pengin bergabung dengan Uni Eropa dan menjadi anggota Traktat Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Partisipasi Rusia dalam G20 akan menjadi salah satu bahasan pada pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan para sekutunya di Brussel, Belgia, Kamis (24/3).
BACA JUGA: Delegasi Asing Sidang IPU Terpukau Kerajinan Bali
Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia menolak mengomentari seruan tentang mengeluarkan Rusia dari G20.(mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PBB Kembali Gelar Pemungutan Suara Pekan Ini, Rusia Siap-Siap Saja
Redaktur : Antoni
Reporter : Dea Hardianingsih