JAKARTA - Hubungan ekonomi Indonesia dan Tiongkok (China) kian erat. Di tengah isu mengenai banjir produk Tiongkok di Indonesia, Negeri Tirai Bambu itu juga berjanji untuk menambah investasinya di Indonesia.
Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Liu Jian Chao mengatakan, sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, Tiongkok harus menjalin kerjasama dengan negara besar seperti Indonesia.
"Saat ini, China memiliki kekuatan yang lebih besar untuk berinvestasi di negara emerging market, dan Indonesia menjadi prioritas. Karena itu, ke depan, akan makin banyak investasi perusahaan-perusahaan China di Indonesia," ujarnya dalam forum Indonesia China Business Council (ICBC) di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (14/6).
Forum tersebut merupakan ajang pertemuan delegasi pengusaha Tiongkok dan pengusaha Indonesia. Beberapa pejabat pemerintah ikut hadir, diantaranya Menko Kesra Agung Laksono, Menteri BUMN Dahlan Iskan, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo.
Jian Chao mengakui, neraca perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia memang belum imbang. Namun, dia tidak sepakat jika Tiongkok disebut hanya mau menjual produk ke Indonesia, tapi tidak mau membeli produk dari Indonesia. "Saya katakan, pasar China juga terbuka untuk produk Indonesia," katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok pada 2011 lalu mencapai USD 21,59 miliar. Adapun impor nonmigas Indonesia dari Tiongkok mencapai USD 25,53 miliar. Artinya, neraca perdagangan Indonesia terhadap Tiongkok masih defisit sekitar USD 4 miliar.
Yang menarik, nilai ekspor ke Tiongkok maupun nilai impor dari Tiongkok, merupakan yang terbesar dibandingkan nilai ekspor dan impor Indonesia terhadap negara-negara lain, sehingga saat ini Tiongkok merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua Umum ICBC Alim Markus mengatakan, Tiongkok merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia dan Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. "Karena itu, kerjasama antar kedua negara sangat dibutuhkan demi majunya perekonomian Asia," ujarnya.
Menurut Alim, Indonesia harus belajar kepada Tiongkok yang sudah lebih dahulu menjalankan industrialisasi dan sukses memajukan ekonominya. Karena itu, dia juga meminta agar Tiongkok lebih banyak menanamkan investasi di Indonesia. "Prioritas kita adalah pembangunan ekonomi yang sehat, eco economy," ucapnya.
Meski mengakui kehebatan Tiongkok dalam memasarkan produk-produknya ke berbagai negara, termasuk Indonesia, namun Bos Maspion Group tersebut tetap menyatakan bahwa warga negara Indonesia harus tetap memprioritaskan produk-produk dalam negeri. "Maka, Cintailah produk-produk Indonesia," ujar Alim dengan suara khasnya, yang disambut tawa dan applaus meriah dari 60an orang yang hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu, dalam sambutan singkatnya selama kurang dari 1 menit yang disampaikan dalam bahasa Tiongkok, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dirinya merasa gembira bisa bertemu dengan delegasi Tiongkok.
"Mudah-mudahan Indonesia dan Tiongkok bisa meningkatkan kerjasama untuk memajukan ekonomi kedua negara. Itu saja pidato saya. Sebab, saat ini yang terpenting bukan pidato, tapi makanan yang sudah tersaji di meja, jadi mari kita makan bersama," ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.
Pertemuan antara delegasi Tiongkok dan pengusaha Indonesia yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam kemarin memang jauh dari kesan formal. Masing-masing delegasi tampak akrab berbaur dan beramah tamah. Bahkan, seluruh hadirin terlihat bersemangat ketika menyanyikan lagu Happy Birthday untuk memperingari 10 tahun berdirinya ICBC yang didirikan pada Juni 2002. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Elektronik Melambung
Redaktur : Tim Redaksi