jpnn.com - JAKARTA - DPR khususnya Fraksi Partai Golkar patut berbangga. Salah satu anggotanya, Tantowi Yahya dipercaya sebagai pembicara kunci pada Forum Pertemuan Wali Kota se-Tiongkok dan ASEAN di Nanning, Rabu (28/9).
Tantowi yang hadir sebagai Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) membeber konsep Presiden Joko Widodo tentang upaya menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Anggota Komisi I DPR itu menganggap forum tersebut punya nilai strategis untuk menjelaskan arah pembangunan di Indonesia saat ini, terutama menghadapi konsep Tiongkok tentang One Belt One Road (OBOR).
BACA JUGA: Antara Shimon Peres, 93 Tahun dan Segelas atau Dua Gelas Anggur
Forum itu memang bergengsi. Pesertanya adalah 150 wali kota dan pejabat tinggi Tiongkok serta ASEAN. Tema yang disodorkan pun menarik, yakni 21st Century China Maritime Silk Road, China-Asean Community of Cities atau Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, Komunitas Kota China-ASEAN.
Tantowi di forum itu mengatakan, Indonesia sedang gencar-gencarnya membangun konektivitas antar-wilayah. “Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo tengah giat-giatnya membangun infrakstruktur, baik di darat dan di laut dalam rangka menciptakan konektivitas,” ujarnya sebagaimana dikutip dari siaran pers ke JPNN.
BACA JUGA: Di Usia 93 Tahun, Shimon Peres Meninggal dalam Tidurnya
Ia menegaskan, dalam rangka membangun konektivitas itu pula dibutuhkan dana besar. Menurut Tantowi, anggaran pembangunan infrastruktur tentu tak cukup jika hanya mengandalkan uang negara.
Karenanya, diperlukan kerja sama dengan pihak lain untuk merealisasikan konektivitas antar-wilayah di Indonesia. “Oleh karenanya diperlukan sinergitas dengan dunia internasional melalui berbagai sumber pendanaan, dan kerja sama komprehensif dengan negara-negara di kawasan,“ paparnya.
BACA JUGA: Mau Tahu 6 Blunder Clinton dan Trump Saat Debat Perdana?
Selain itu, Tantowi juga mengingatkan pemerintah Tiongkok yang kini mengusung konsep One Belt One Road (OBOR). Bagi Tiongkok, OBOR merupakan proyek prestitius karena akan mengintegrasikan 65 negara dengan total populasi 4,4 miliar dan mencakup 40 persen dari gross domestic product (GDP) dunia.
Simpelnya, OBOR merupakan konsep besar Tiongkok untuk mengintegrasikan negara-negara Asia Tengah ke Eropa dan Afrika. Tiongkok mengklaim negara-negara yang masuk dalam cakupan OBOR akan mendapatkan berbagai keuntungan. Bukan saja di bidang ekonomi dan perdagangan, tapi juga dalam hubungan antar penduduk (people to people), konektivitas, pertukaran budaya dan lain-lain.
Menurut Tantowi, Tiongkok telah memilih Kazakhstan di Asia Tengah dan Indonesia di Asia Tenggara sebagai titik awal bangkitnya Jalur Sutra Abad ke-21. Karenanya Tantowi pun meminta Tiongkok terbuka soal OBOR.
Tantowi menegaskan, Tiongkok hendaknya senantiasa aktif dalam menjelaskan OBOR. “China harus mampu menjamin OBOR sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara melalui job creation serta menjamin berlangsungnya stabilitas keamanan di setiap negara,” pinta Tantowi yang di akhir pidatonya mendapat standing ovation dari peserta forum bergengsi itu.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulilah, Bantuan Mengalir ke Syria
Redaktur : Tim Redaksi