Tiongkok Takkan Kendurkan Kekuatan Militer

Sengketa Laut Cina Selatan: Filipina Punya Nama Baru, Vietnam Siapkan Militer

Rabu, 15 Juni 2011 – 06:05 WIB
BEIJING - Suasana di perairan Laut Cina Selatan masih tegangItu terkait sengketa antara Tiongkok, Vietnam, dan Filipina belakangan ini terkait kepemilikan atas kepulauan di perairan seluas 3,5 juta kilometer (km) persegi tersebut

BACA JUGA: Perang Sengit di Garis Depan, Kadhafi Asyik Main Catur

Apalagi, setelah Beijing melipatgandakan kekuatan maritim (angkatan laut)  di kawasan itu
Negara-negara tetangga pun merasa terancam.

Meski peningkatan kekuatan militer Tiongkok di Laut Cina Selatan memicu kekhawatiran negara-negara tetangga, Beijing bersikukuh dengan kebijakannya itu

BACA JUGA: PM Erdogan Bisa Kembali Melenggang

Pemerintahan Presiden Hu Jintao pun menegaskan kemarin (14/6) bahwa mereka tak akan mengendurkan kekuatan militer di wilayah perairan yang menjadi sengketa
Beijing berdalih bahwa mereka tak punya tujuan buruk pada negara-negara tetangganya, seperti sengaja menggunakan kekuatan senjata tersebut.

"Kami tak akan berubah pikiran

BACA JUGA: Kabar Sembuh Gabrielle Giffords via Foto

Kami justru berharap negara-negara tetangga juga meningkatkan pengamanan sama demi perdamaian dan stabilitas kawasan," ujar Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei.

Dia juga menyayangkan reaksi Filipina dan Vietnam yang dinilainya berlebihanMenurut dia, peningkatan kekuatan militer Tiongkok di wilayah perbatasan itu tidak memiliki kaitan dengan sengketa Laut Cina Selatan.

Awal pekan ini, Presiden Filipina Benigno Aquino III (Noynoy) mengutarakan kekhawatirannya atas peningkatan kekuatan militer Tiongkok di wilayah tersebutTerutama, sekitar Kepulauan Spratly yang menyimpan cadangan gas bumi dan minyak melimpahSelama ini Filipina bertikai dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan terkait kepemilikan atas kepulauan itu.

Khawatir bahwa Tiongkok menaruh minat yang sama pada Kepulauan Spratly, Filipina pun bergerak cepatMulai Senin lalu (13/6), pemerintahan Noynoy tak lagi menyebut perairan di sebelah barat negerinya itu sebagai Laut Cina Selatan"Mulai sekarang kami menyebutnya Laut Filipina Barat," kata Jubir Kepresidenan Edwin LacierdaBahkan, nama baru tersebut resmi digunakan sejak 1 Juni lalu.

Bersamaan dengan pengumuman resmi Filipina terkait pergantian nama perairan tersebut, Vietnam juga unjuk kekuatanPemerintahan Perdana Menteri (PM) Nguyen Tan Dung menyelenggarakan latihan militer di sisi timur perairan Vietnam yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan.

Latihan perang itu juga menggunakan amunisi dan peluru asliIni dilakukan karena sebelumnya kapal survei Vietnam sempat terlibat konfrontasi dengan beberapa kapal pengintai berbendera Tiongkok di Laut Cina Selatan.

"Beberapa negara terlalu berlebihan menanggapi kekuatan maritim dan kedaulatan TiongkokDari situ, sebenarnya masalah bermula," tutur HongJika memang dianggap melanggar, menurut dia, Beijing siap berdialog dengan negara-negara tetangganyaTapi, sejauh ini Beijing merasa tak melakukan kesalahan apapunPemerintahan Hu juga menolak jika pihaknya dianggap mengintimidasi.

Terkait ajakan dialog itu, Hong juga menegaskan bahwa Tiongkok hanya mau melakukan pembicaraan dengan negara-negara tetangganya yang merasa terancam"Kami harap negara-negara lain yang tak ada hubungannya dengan sengketa Laut Cina Selatan atau peningkatan militer Tiongkok di kawasan itu tidak ikut campur," tegasnya merujuk pada Amerika Serikat (AS).

Senin lalu (13/6), Senator AS Jim Webb mengecam keras kebijakan Tiongkok di Laut Cina Selatan yang dianggapnya sebagai provokasiDalam kesempatan itu, Webb juga mengaku siap menjadi penengah dalam dialog regional antara Tiongkok dan negara-negara tetangganya terkait isu tersebutSebelumnya, Filipina minta bantuan AS untuk menyelesaikan krisis di Laut Cina Selatan.

"Saya rasa kehadiran mitra kami, AS, bisa meredam ketegangan di kawasan iniDengan kehadiran mereka (militer AS), kami akan kembali bebas melintas di wilayah perairan itu sesuai hukum internasional yang berlaku," ungkap NoynoyMenurut dia, dengan kekuatan militer yang jauh lebih besar daripada negara-negara tetangganya, Tiongkok cenderung bertindak sewenang-wenang.

Sementara itu, Vietnam mulai menyusun strategi militer untuk mengantisipasi ketegangan di Laut Cina Selatan yang mereka sebut sebagai Laut TimurDengan begitu, sewaktu-waktu jika terjadi bentrok fisik di kawasan tersebut, militer Vietnam siap bertindak"Strategi pertahanan ini akan mulai berlaku 1 Agustus mendatang," kata PM Nguyen Tan Dung, seperti dikutip koran militer Vietnam, Quan Doi Nhan Dan, kemarin(AP/AFP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Sembuh Gabrielle Giffords via Foto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler