Tip Melindungi Keamanan Data Kesehatan Pribadi, Silakan Disimak

Rabu, 06 November 2024 – 18:51 WIB
Ilustrasi, seorang sedang mengoperasikan aplikasi. ilustrasi. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Era Digital yang terus berkembang pesat memainkan peran delama mengelola berbagai aspek kehidupan, termasuk di sektor kesehatan.

Aplikasi kesehatan, platform telemedicine, dan perangkat medis berbasis internet semakin umum digunakan oleh masyarakat untuk memantau kesehatan mereka.

BACA JUGA: Pakar: Keamanan Data Jadi Tantangan Suatu Bangsa di Era Digital

Namun, dengan semakin banyaknya data pribadi yang disimpan dan diproses secara digital, masalah keamanan data kesehatan menjadi perhatian serius.

Data kesehatan yang sangat sensitif, seperti riwayat medis, hasil tes laboratorium, serta informasi obat yang dikonsumsi, harus dilindungi dengan baik agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

BACA JUGA: Lintasarta Prioritaskan Keamanan Data, Ini Buktinya

Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kebumen dengan situs pafikabkebumen.org, data kesehatan yang tersimpan dalam sistem digital memiliki risiko besar jika tidak dikelola dengan baik.

Penyalahgunaan data ini dapat menyebabkan pelanggaran privasi dan bahkan pencurian identitas.

BACA JUGA: Jaga Keamanan Data Nasabah, Ini Strategi BRI Melawan Serangan Siber

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih berhati-hati dalam membagikan dan menyimpan data pribadi mereka di dunia maya.

Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah memastikan bahwa platform yang digunakan untuk menyimpan atau berbagi informasi kesehatan memiliki sistem enkripsi yang kuat.

Enkripsi ini akan memastikan bahwa data yang dikirimkan atau disimpan tetap aman meskipun terjadi upaya pembobolan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk akun yang berhubungan dengan informasi kesehatan adalah langkah penting lainnya.

Banyak orang masih menggunakan kata sandi yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan, yang rentan terhadap peretasan.

Pastikan untuk menggunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol, serta mengubah kata sandi secara berkala.

Beberapa aplikasi kesehatan bahkan menawarkan autentikasi dua faktor (two-factor authentication) yang dapat memberikan lapisan perlindungan ekstra, dengan mengirimkan kode verifikasi melalui SMS atau email selain kata sandi.

Penting juga untuk selalu memperbarui perangkat lunak, baik pada perangkat komputer maupun smartphone.

Pembaruan perangkat lunak seringkali berisi patch keamanan yang penting untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.

Selain itu, hindari mengakses aplikasi atau layanan kesehatan menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman, karena ini bisa membuka celah bagi orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data pribadi.

Gunakan VPN (Virtual Private Network) untuk meningkatkan keamanan saat terhubung ke internet, terutama saat menggunakan Wi-Fi publik.

Salah satu cara untuk melindungi data kesehatan pribadi adalah dengan mengetahui dan memahami kebijakan privasi dari setiap aplikasi atau layanan kesehatan yang digunakan.

Pastikan bahwa aplikasi tersebut mematuhi regulasi perlindungan data pribadi yang berlaku, seperti Peraturan Perlindungan Data Pribadi (GDPR) di Eropa atau Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) di Indonesia.

Dengan memahami kebijakan privasi, pengguna dapat mengetahui hak-hak mereka terkait pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pribadi mereka, serta dapat mengontrol siapa yang memiliki akses ke informasi tersebut.

Terakhir, penting untuk berhati-hati saat berbagi data kesehatan dengan pihak ketiga. Jangan sembarangan memberikan informasi pribadi kepada orang atau entitas yang tidak dikenal atau tidak terpercaya.

Dalam beberapa kasus, pihak ketiga mungkin meminta akses ke data kesehatan pribadi dengan alasan yang tampaknya sah, namun tidak selalu dapat dipercaya. Pastikan untuk memverifikasi terlebih dahulu kredibilitas dan tujuan pengumpulan data tersebut sebelum memberikannya.

Kesimpulannya, menjaga keamanan data kesehatan di era digital adalah tanggung jawab bersama antara individu dan penyedia layanan kesehatan.

Dengan mengikuti langkah-langkah perlindungan yang tepat, mulai dari memilih platform yang aman hingga memperbarui perangkat secara berkala, kita dapat mengurangi risiko kebocoran informasi yang dapat merugikan.

Dengan begitu, kita dapat memanfaatkan kemajuan teknologi di bidang kesehatan dengan rasa aman dan nyaman. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Equnix Hadirkan Solusi Keamanan Data Pribadi


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler