Tips bagi Jemaah Haji Gunakan Bus Shalawat

Jumat, 28 Juni 2019 – 19:22 WIB
Jemaah Haji Indonesia. ILUSTRASI. Foto: Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Suhu udara di Arab Saudi saat ini bisa mencapai 42 derajat celcius. Sementara nanti saat musim haji, suhu bisa naik hingga 50 derajat celcius. Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan tidak hanya jemaah saja yang mengantisipasi cuaca panas itu, tetapi juga petugas haji.

Di antaranya petugas layanan transportasi haji. ’’Utamanya layanan bus shalawat. Bus yang mengantarkan jamaah dari hotel menu Masjidilharam dan sebaliknya,’’ katanya Kamis (27/6).

BACA JUGA: Hamdalah, Sebanyak 39 Ribu Calon Jemaah Haji Jawa Barat Berangkat Tahun ini

Sebab petugas bus shalawat nanti bertugas di titik-titik pemberhentian bus dan tidak dilengkapi tempat berteduh.

Sri menuturkan halte bus tempat petugas itu bekerja tidak sama dengan halte di Indonesia pada umumnya. Pada titik-titik tersebut hanya diberi tanda berupa bendera merah putih. Secara keseluruhan ada 56 halte dan tiga terminal bus shalawat untuk melayanai jamaah di Makkah.

BACA JUGA: Tenda Jemaah Haji Indonesia di Arafah Bakal Dipasang AC Freon

Dia juga mengingatkan tantangan petugas haji bagian transportasi juga bertambah dengan banyaknya jemaah haji. Seperti diketahui tahun ini kuota jamaah Indonesia bertambah sebanyak 10 ribu orang. Dimana seluruh kuota tambahan itu didistribusikan untuk kuota haji reguler.

BACA JUGA: Di Depan Rumah Prabowo, Hinca: Tidak Ada Lagi Capres, Adanya Presiden Terpilih

BACA JUGA: Tenda Jemaah Haji di Arafah dan Mina Diberi Nomor

Selain itu Sri menuturkan layanan bus shalawat tahun ini diberikan kepada seluruh jemaah. ’’Tahun sebelumnya hanya 91 persen jemaah,’’ tuturnya. Kemudian layanan bus shalawat juga dibuka selama 24 jam penuh. Dengan demikian jemaah tidak perlu repot jika ingin melakukan ibadah di Masjidilharam.

Sri membagikan tips kepada jemaah yang nanti menggunakan bus shalawat untuk beribadah di Masjidilharam. Jemaah dihimbau untuk berangkat ke Masjidilharam lebih awal sekitar satu sampai dua jam sebelum waktu salat.

Begitu sebaliknya ketika mau kembali ke hotel, jemaah diharapkan tidak langsung pulang setelah waktu salat selesai. ’’Tapi menunggu satu atau dua jam usai salat berjemaah,’’ tuturnya.

Selain itu tahun ini pemerintah kembali menyiapkan Tim Mobile Crisis. Tim ini bertugas pada masa Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Tim ini terdiri dari unsure tim gerak cepat (TGC) Kemenag, tim promotif preventif (TPP) Kemenkes, tim perlindungan jamaah (linjam) dari unsur TNI dan Polri, tim pertolongan pertama pada jamaah haji (P3JH), dan media center haji (MCH).

Kepala Satuan Operasi Armuzna Jaetul Muchlis menuturkan tim ini sudah dimulai sejak pelayanan haji tahun lalu. Dia berharap tahun ini Tim Mobile Crisis bisa bergerak lebih cepat dan efektif.

Staf Khusus Menteri Agama Hadi Rahmad berharap Tim Mobile Crisis mulai mengidentifikasi potensi krisis yang terjadi dalam pelaksanaan haji. Supaya dapat dilakukan mitigasi sejak awal. ’’Mitigasi krisis sudah kita lakukan sejak 2015 lalu. Tetap akan kita lakukan terus,’’ katanya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Ketentuan Tanda Koper dan Bagasi Jemaah Haji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler