Tips dari Ahli Kesehatan Agar Liburan Lebaran Nyaman dan Aman dari Covid-19

Rabu, 12 Mei 2021 – 13:34 WIB
Masyarakat sebaiknya membawa bekal makanan sendiri jika berencana melakukan wisata saat libur Lebaran. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala unit gawat darurat RSUD Matraman dokter Tiur Situmorang mengatakan masyarakat yang tidak mudik ke kampung halaman dan berencana berwisata menghabiskan liburan diminta untuk tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Mereka pun bisa membawa bekal sendiri sebagai alternatif untuk menghindari risiko penularan virus yang terjadi ketika makan di restoran.

BACA JUGA: 4 Tips Tetap Bahagia Saat Hari Raya Idul Fitri Walau Tak Bisa Bertemu Keluarga

"Kita bisa bawa makan dan minuman, jadi kalo di ruang terbuka kita bisa makan di sana, kalau bisa kita menjauh dari kerumunan," kata dia di Jakarta, Rabu (12/5).

Selain itu, Tiur menyebut pilihan lainnya bila tidak ada tempat yang betul-betul sepi ialah menyantap bekal di dalam kendaraan pribadi bila memungkinkan.

BACA JUGA: Alhamdulilah, Ribuan Perusahaan di Jateng Sudah Bayar THR Lebaran

"Makan kan pasti lepas masker tuh, ya sudah makan saja di dalam mobil, dan tetap makan makanan yang bergizi, minum vitamin dan jaga kesehatan," lanjut Tiur.

Menurutnya di tengah pandemi belum ada tempat yang betul-betul 100 persen aman, apalagi saat libur biasanya terjadi lonjakan jumlah wisatawan.

Namun bila tetap ingin berwisata, dia mengingatkan untuk senantiasa menerapkan 5M, yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Membatasi Mobilitas.

Pentingnya menerapkan protokol kesehatan ditegaskan juga oleh Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia Dr dr Eka Ginanjar,SpPD -KKV, FINASIM, MARS.

Eka mengatakan risiko tetap tinggi bila terjadi kerumunan di tempat wisata akibat orang-orang yang tidak bisa menjaga jarak. Meski pengunjung yang datang berasal dari zona hijau atau daerah setempat, jangan sampai terjadi kerumunan karena bisa menimbulkan risiko penyebaran virus.

"Paling penting bagi pengelola dan pemerintah lokal adalah menjamin VDJS (Ventilasi-Durasi-Jarak-Sirkulasi) ada, dan untuk itu yang utama adalah membatasi jumlah pengunjung," kata Eka.

Jadi wisatawan yang bertanggungjawab

Dr. Ichwan Zuanto yang mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia mengatakan wisata lokal saat lebaran tidak dilarang.

"Tetapi tidak mengapa bila masyarakat memilih di rumah saja," katanya.

Sebab, dia menilai angka kejadian kasus pasien terinfeksi yang belum bisa dikendalikan dan memunculkan klaster-klaster yang sifatnya eksklusif misalnya perkantoran, menunjukkan bahwa masyarakat belum siap penuh untuk menyelenggarakan aktivitas kontak sosial.

"Kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk memutus mata rantai transmisi Covid-19," katanya.

Dia mengingatkan masyarakat yang ingin berwisata untuk tidak mengabaikan protokol karena bisa membawa dampak buruk di masa depan.

Semua orang diajak untuk bertanggungjawab karena setiap orang adalah figur penting dalam memutuskan penyebaran virus. Wisata yang bertanggung jawab, kata dia, berarti dengan kesadaran penuh atas diri dan keluarganya menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan taat.

"Apabila protokol kesehatan tetap diabaikan oleh masyarakat, maka wisata lokal yang tadinya diharapkan untuk menggenjot perekonomian daerah dan menjadi alternatif pengganti mudik, malah dapat berpotensi menambah transmisi virus, penularan penyakit, jumlah kasus pasien terinfeksi, dan akhirnya meningkatkan angka kematian pasien akibat Covid-19 pada suatu daerah," jelasnya. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler