Rumah Sakit Kewalahan Tangani Pasien COVID-19, Syarief Ingatkan Pemerintah

Minggu, 04 Juli 2021 – 22:27 WIB
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengatakan rumah sakit (RS) yang menjadi rujukan bagi penanganan COVID-19 di daerah, kini kewalahan akibat melonjaknya jumlah pasien.

Selain itu, sejumlah rumah sakit juga mengalami kekurangan fasilitas, khususnya di wilayah Jawa.

BACA JUGA: Begini Manfaat Kunyit dan Sambiloto untuk Pasien COVID-19

Menghadapi kondisi yang ada, Syarief mengingatkan pentingnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk lebih tanggap.

"Kami akan terus mendorong agar pelayanan kesehatan tetap berjalan serta fasilitas-fasilitas kesehatan yang masih kurang dan belum siap, seperti tempat tidur ICU hingga tabung oksigen dapat terus dibenahi," ujar Syarief dalam keterangannya, Minggu (4/7).

BACA JUGA: Simak 3 Tips Penting dari Guru Besar Paru UI Saat Menjalani Isolasi Mandiri

Syarief mengemukakan pandangannya menyoroti kondisi yang dialami beberapa rumah sakit rujukan COVID-19.

Antara lain, RSUP dr. Sardjito Yogyakarta mengalami kekurangan pasokan oksigen.

BACA JUGA: Wapres Ingatkan Pentingnya Hal ini untuk Menghadapi Covid-19

Selain itu terkait ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) dan ruang intensive care unit (ICU) di RS rujukan Jabodetabek juga sudah mulai penuh dan mengakibatkan pasien antre berjam-jam.

Syarief Hasan menilai masalah pelayanan RS rujukan muncul saat pemerintah belum mampu menekan penyebaran pandemi COVID-19.

"Hal itu membuat RS rujukan kewalahan menerima pasien. Pemerintah benar-benar harus lebih tegas dalam melaksanakan PPKM darurat," ujarnya.

Dia mendorong pemerintah untuk memperbanyak fasilitas rumah isolasi mandiri 'mild moderate' untuk pasien bergejala ringan yang sesuai standar.

Menurut dia, fasilitas isolasi mandiri dapat mengurangi beban RS rujukan COVID-19 sehingga dapat fokus pada penanganan pasien COVID-19 dengan gejala berat.

Dia juga menilai pandemi COVID-19 seharusnya menjadi pembelajaran bagi Indonesia dan menjadi peringatan bahwa infrastruktur serta fasilitas kesehatan penunjang harus menjadi prioritas untuk dibenahi dan diperbanyak.

"Kita sudah seharusnya belajar setahun, sejak Maret 2020 untuk melakukan mitigasi wabah sejak awal sehingga tidak sibuk dan terkejut saat wabah sudah menyebar seperti saat ini," katanya.

Syarief berharap program vaksinasi dapat segera menjangkau seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintah harus fokus dalam penanganan kesehatan dan pemotongan laju COVID-19 terlebih dahulu.

Menurut dia, pemerintah harus merespons antusias masyarakat untuk memperoleh vaksin dengan terus mengoptimalkan vaksinasi dan diharapkan antrean vaksinasi tidak menimbulkan klaster baru.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler