Tips Transaksi Aman Batu Akik ala Bos Bukalapak

Minggu, 08 Maret 2015 – 11:10 WIB
Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Transaksi melalui lapak-lapak secara online belakangan ini masih diramaikan dengan jual beli batu mulia, khususnya akik.

Achmad Zaky, Founder sekaligus CEO Bukalapak.com, menyebutkan, transaksi batu mulia melonjak dua kali lipat.

BACA JUGA: Rupiah Jeblok, Investor Mulai Tunda Investasi

“Transaksinya kini bertumbuh dua kali lipat setiap bulan dengan nilai transaksi mencapai ratusan juta rupiah per hari,” ujar Achmad Zaky, di Jakarta, Minggu (8/3).‎

Bukalapak.com berupaya menyabet peluang ini. Untuk memudahkan transaksi secara online, bukalapak.com antara lain menyediakan kategori khusus batu mulia.

BACA JUGA: Dwi Tegaskan Pertamina Siap Kerjasama Kelola Blok Mahakam

Zaky juga memastikan keamanan transaksionline batu akik ini. Alumni ITB ini pun menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan baik oleh pelapak (seller) maupun pembeli (buyer) ketika melakukan transaksi online.

“Bukalapak hanya menyediakan tempat untuk bertransaksi. Nah, agar transaksinya berlangsung nyaman dan lancar, baik pelapak maupun pembeli harus sama-sama memberikan informasi yang jujur, teliti dan tetap berhati-hati serta memahami proses transaksi secara online,” terangnya.

BACA JUGA: Tarif Listrik Belum Naik hingga Tiga Bulan ke Depan

Secara umum, bagi pelapak, Zaky menekankan agar mereka memberikan keterangan secara lengkap terhadap batu mulia khususnya batu akik yang dijual diBukalapak.com. “Jika ada lebih dari satu batu mulia yang dijual, sebaiknya pelapak memberikan keterangan mendetail dan petunjuk jelas mengenai batu-batu tersebut,” ujarnya.

Selanjutnya, sebelum mengirim kepada pembeli, sebaiknya pelapak memiliki dokumentasi batu mulia yang dijualnya (foto ataupun video). Hal ini berguna ketika pelapak menerima return barang.

Dikatakan, belakangan ini banyak oknum pembeli yang berupaya mengambil keuntungan sepihak dari mekanisme retur barang. “Yang sering terjadi mereka menukar barang yang dikirimkan pelapak dengan yang sudah dimiliki pembeli, atau hanya sekadar mencoba barang milik pelapak,” ujarnya.

Sedangkan untuk para pembeli, Zaky memberikan saran agar mengamati dengan teliti gambar batu akik/mulia tersebut serta kondisi dan nama batu tersebut. Proses ini penting mengingat tampilan layar dan monitor akan berbeda bergantung pada tipe kamera atau monitor yang digunakan.

Yang juga perlu diperhatikan adalah dimensi dari batu tersebut, yakni Panjang x Lebar x Tinggi dalam ukuran milimeter dan estimasi crat (1 Crat = 0,2 gr ) serta browsing di Google untuk melihat barang sejenis sebagai pembanding (warna, serat).

Nama sebutan batu atau gemstone berlaku umum di Indonesia sesuai kesepakatan pedagang, bedakan dengan nama Geologi mineral tersebut. Misal untuk mineral Corundum, kalau kebiruan akan menjadi Sapphir. Jika merah akan menjadi Ruby.

Selanjutnya, sebelum memutuskan untuk membeli, pastikan bahwa batu tersebut tidak ada cacat paud (retak di dalam bodi batu), permukaan batu rata, hingga batu tembus ketika disinari cahaya. “Mekanismenya bisa melalui tanya jawab secara detil dengan pelapaknya,” ujarnya.

Yang tak kalah penting terkait kesepakatan antara pembeli dan pelapak. Misalnya, setelah pembeli menerima barang, ternyata batu yang diterima tidak sesuai keterangan yang diberikan pelapak, maka pelapak mesti bersedia untuk menyanggupi permintaan retur barang yang diajukan pembeli. Pembeli pun mesti memberikan keterangan jelas perihal return barang seperti peraturan yang berlaku.

Kesepakatan return ini penting, sebagaimana yang pernah dialami seorang pelapak di bukalapak.com dengan account @baliartrepreneur. Di lamankomunitas.bukalapak.com, dia memaparkan proses transaksi jual-beli yang merasa tertipu oleh seorang pembeli karena batunya diklaim palsu. Namun, setelah dites di labaratorium, batu yang dijualnya ternyata asli.

“Barang sudah dikembalikan dan uang juga saya kembalikan. Namun, proses ini membuat saya malu,” ujarnya.

Terkait masalah @baliartrepreneur ini, Zaky menekankan bahwa bukalapak telah memberikan fasilitas retur, bukan hanya untuk fitur semata, tetapi adalah sebagai bukti pelayanan bagi buyer dan seller.

“Untuk kasus seperti @baliartrepreneur atau seller/buyer lainnya jika terjadi kasus retur, sebaiknya mengikutsertakan pihak BL sebagai pihak ketiga. Tujuannya agar BL mampu memonitoring dan memutuskan apakah buyer berhak meminta retur atau tidak dengan keterangan jelas atas produk dan berbagai alasan lain yang mampu memberikan bukti kuat,” tuturnya.

Pada akhirnya, untuk menguji kualitas batu natural atau sintetik hanya dapat dilakukan melalui uji gemologi, tidak dapat hanya dites melalui pandangan kasat mata saja.

Bahkan bagi pakar batu permata/akik sekalipun tidak akan mampu menguji apakah batu tersebut natural atau bukan jika hanya menggunakan pengamatan mata saja. “Yang penting jadilah smart buyerdan jangan membuang waktu pedagang dengan memberikan penawaran apabila memang tidak berkehendak beli,” bebernya. (rl/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Menteri ini Nggak Berani Ambil Keputusan Nasib Blok Mahakam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler