jpnn.com, JAKARTA - Kepemimpinan Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih dalam memperjuangkan status PNS mulai diragukan sebagian pengurusnya. Terbukti, dengan keputusan sejumlah pengurus yang membentuk forum honorer K2 baru.
Namun, meski sudah banyak forum honorer K2, nyatanya status mereka tidak juga beranjak jadi PNS. Hal inilah yang menurut Titi harusnya menjadi pelajaran penting bagi para pengurus forum.
BACA JUGA: Perintah Bu Titi Purwaningsih kepada Seluruh Honorer K2
Bahwa perjuangan menjadi PNS sangat berat, forum bukanlah penentu kebijakan.
"Sejak dulu saya sudah persilakan untuk menggantikan posisi saya sebagai ketum daripada membentuk forum baru. Makin banyak forum, malah memecah belah honorer K2," kata Titi kepada JPNN.com, Jumat (27/12).
BACA JUGA: 2020, Honorer K2 Minta Kenaikan Gaji Direalisasikan
Dia menambahkan, bila seluruh anggota menghendakinya mundur sebagai ketum, akan diturutinya.
"Kalau keinginan dari semua anggota begitu ya enggak apa-apa. Barangkali dengan saya diganti revisi UU ASN ataupun payung hukum lain akan segera turun dan mungkin dengan saya diganti semua forum akan bersatu," tuturnya.
BACA JUGA: Banyak Forum, Honorer K2 Jadi Bingung
Titi mengaku tidak punya rasa marah ataupun pikiran macam-macam. Dia ikhlas melakukan ini semua demi honorer K2. Apabila yang dilakukan memang dianggap belum berhasil ataupun gagal, Titi mengatakan, hanya sampai di situ kemampuannya.
"Saya memang hanya bisa berbuat yang mampu saya buat. Saya hanya berusaha, urusan kebijakan, ketuk palu dari pemerintah. Bukan di tangan saya," sergahnya.
Guru honorer K2 di Banjarnegara ini menunjukkan fakta, sudah banyak forum dan ketua baru. Namun, tidak berubah keadaannya.
"Monggo saja kalau semua kegagalan dilimpahkan kepada saya. Anggap itu sebagai konsekuensi saya sebagai ketua umum. Yang gagal, itu salah saya. Kalau sudah berhasil itu adalah mereka. Tidak masalah buat saya karena saya enggak cari panggung, popularitas, dan lainnya. Saya hanya berniat berjuang mengubah nasib," tandasnya.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad