jpnn.com, JAKARTA - Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih mengaku heran melihat sikap para pejabat di kementerian/lembaga terkait bila ditanya masalah pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Menurutnya, Jawaban para pejabat selalu seputar anggaran dan COVID-19 dan tidak menjawab inti permasalahan PPPK selama ini.
BACA JUGA: Pak MenPAN-RB, Kapan Sinkronisasi Data Honorer K2 Dilakukan? Jangan Beri Angin Surga saja
"Heran deh, semua pejabat cari aman kalau ditanya PPPK. Sebelum COVID-19 baik kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) maupun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) beralasan karena anggaran makanya PPPK belum diangkat. Sekarang saat pandemi alasannya ya corona," tutur Titi kepada JPNN.com, Selasa (9/6).
Titi menilai, pemerintah sesuka hati menciptakan berbagai alasan untuk menghindari tanggung jawab kepada PPPK.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: 18 Staf Presiden Kena Corona, Tiongkok Kecewa, Teroris Dimodali Rp 500 Ribu
Dia menduga pemerintah punya banyak cadangan alasan untuk lepas dari kewajibannya terhadap 51 ribuan honorer K2 yang lulus PPPK.
"Enak banget ngomongnya, kami sudah menunggu 1,5 tahun dan sekarang dengan gampangnya bilang enggak punya duit karena negara fokus menangani masalah COVID-19. Kalau kami sih melihat bukan enggak ada duit tetapi lebih tepatnya enggak ada niat untuk selesaikan masalah PPPK," bebernya.
BACA JUGA: Honorer K2: Tolong Jangan Siksa Kami Lagi
Dia menambahkan, pemerintah sangat memandang remeh kualitas honorer K2. Karena dianggap enteng itu masalah honorer K2 selalu diabaikan.
"Kalau anggaran minim kenapa untuk prakerja ada duitnya untuk PPPK enggak ada duitnya. Untuk yang lain ada solusi. PPPK sampai satu tahun lebih tanpa ada solusi. Para pejabat yang terhormat itu dengan entengnya serta tanpa perasaan bilang tidak ada duit untuk PPPK," paparnya.
Titi mengaku sudah tak tahu harus berbuat apa lagi menghadapi pemerintah yang berlaku tidak adil terhadap honorer K2.
Dia merasa meski yerus bersuara tetapi pemerintah seolah tidak mau tahu akan nasib honorer K2. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad