Titi Purwaningsih: Hancur Hati Saya, Satu Demi Satu Honorer K2 Pensiun, Meninggal

Kamis, 02 Juli 2020 – 13:13 WIB
Perkumpulan Honorer Kategori 2 Indonesia (PHK21) Titi Purwaningsih. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih tidak mampu menahan kesedihannya melihat satu demi satu rekan sejawatnya pensiun.

Lebih menyakitkan hati lagi, satu demi satu honorer K2 meninggal.

BACA JUGA: Nasib Revisi UU ASN: Kritik Keras Eko Honorer K2 Ditujukan kepada Para Politisi

"Ya Allah, satu demi satu honorer K2 meninggal maupun pensiun. Setiap mendapatkan informasi honorer K2 pensiun, saya menangis. Namun, saya makin sedih lagi ketika dikasih tahu ada yang meninggal. Hancur hati saya, sedih, marah sudah berbaur," kata Titi kepada JPNN.com, Kamis (2/7).

"Sedih karena mereka pensiun dan meninggal tanpa status yang jelas. Marah karena kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada honorer K2 akhirnya banyak yang jadi korban," sambungnya.

BACA JUGA: Jokowi Marahi Menteri, Pentolan Honorer K2: Ketahuan Biang Keroknya

Dia mengaku pagi ini mendapatkan kabar duka dari Kabupaten Lampung Utara, salah satu pejuang honorer K2 meninggal dunia.

"Almarhum Al Heriadi tidak pernah berhenti berjuang mendapatkan status aparatur sipil negara (ASN). Setiap ada demo di Jakarta, almarhum tidak pernah absen," tutur Titi.

BACA JUGA: Jokowi 2 Periode, Belum Paham Nasib Honorer K2?

Kabar lainnya dari honorer K2 di Jawa Timur. Beberapa honorer K2 memasuki masa pensiun tanpa penghargaan dari instansi di mana mereka bekerja.

"Honorer K2 yang pensiun maupun meninggal hanya mendapatkan penghargaan dari sesama honorer. Semuanya urunan memberikan sebagian rezekinya. Karena dari pemda enggak ada tali asih apapun untuk pengabdian teman-teman honorer K2," terangnya.

Kepedulian honorer ini menurut Titi karena sama-sama merasakan perih dan sakit diperlakukan tidak adil begini, yang pengangguran dapat kartu prakerja. Honorer K2 yang telah nyata-nyata mengabdi dibiarkan begitu saja seperti pepatah habis manis sepah dibuang.(esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler