Tito Bandingkan Harga Beras Indonesia & Singapura, Konon Murah karena Impor

Senin, 04 Maret 2024 – 16:48 WIB
Impor beras bikin harga di Singapura murah. lustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian membandingkan harga beras di Indonesia dan Singapura.

Tito menyebutkan impor beras secara keseluruhan menjadi alasan harga beras Singapura termasuk salah satu yang termurah.

BACA JUGA: Pakar Mendukung Rencana Prabowo Setop Impor BBM dan Mengganti dengan Energi Terbarukan

Sebab, Singapura bukan negara produsen beras tetapi fokus pada konsumsinya.

Singapura banyak mendatangkan beras dari Thailand, Pakistan, dan Vietnam.

BACA JUGA: Tok! Pemerintah Sudah Bulat, Impor 1,6 Juta Ton Beras

"Dia (Singapura, red) enggak punya pangan, enggak menghasilkan pangan apa pun, semuanya impor jadi strateginya beda. Kalau di Singapura, bagaimana caranya harga serendah mungkin karena yang produsen bukan mereka," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri di Jakarta, Senin (4/2).

Tito mengungkapkan harga eceran beras di Singapura pada 2024 tercatat 1,06 dolar Singapura per kilogram atau sekitar Rp 12.324 per kilogram.

Grosir tercatat sebesar 0,48 dolar Singapura per kilogram atau Rp 8.580 per kilogram.

Menurut Tito, murahnya harga beras di Singapura dikarenakan pemerintah Singapura yang tidak perlu menyesuaikan dengan harga di tingkat petani selaku produsen.

Berbeda dengan Indonesia yang berperan sebagai negara produsen, pemerintah tidak dapat sewenang-wenang mendatangkan beras impor agar tak berujung merugikan petani dalam negeri.

Di sisi lain, keadaan tersebut terkadang justru merugikan masyarakat selaku konsumen karena harga beras yang dinilai lebih tinggi.

"Kalau (Indonesia, red) kita enggak, kalau murah sekali, kasihan petani dan penghasil lainnya, termasuk pengusaha yang juga memproduksi," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Tito, saat ini pemerintah terus berupaya mencari keseimbangan harga beras yang adil antara produsen dan konsumen agar sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. "Kita harus menyeimbangkan kedua-duanya," pungkas Tito.

Sebelumnya, Perum Bulog menyebutkan ada tambahan kontrak impor sebanyak 300 ribu ton beras dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional terutama menghadapi Ramadan dan Idulftri 1445 Hijriah.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan bahwa 300 ribu ton beras tersebut masih dalam perjalanan menuju ke Indonesia dan akan menambah stok di gudang Bulog yang saat ini tercatat 1,3 juta ton.

Per 4 Maret 2024, berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga beras medium di Indonesia tercatat naik 0,14 persen menjadi Rp 14.390 per kilogram dan beras premium naik 0,67 persen menjadi Rp 16.570 per kilogram. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler