jpnn.com, BEKASI - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi, menyebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kota Bekasi cenderung lebih memilih negara Malaysia untuk mengais rezeki.
Mereka memilih Negeri Jiran tersebut karena berbagai pertimbangan, salah satunya adalah kultur di sana mirip dengan Indonesia.
BACA JUGA: TKW Disiram Cairan Kimia di Malaysia
“Bahasa di sana juga memakai Bahasa Melayu, sehingga tidak terlalu sulit untuk berkomunikasi dengan warga di sana,” ujar Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Hartono, Selasa (1/8).
Hartono mengungkapkan, jumlah TKI asal Kota Bekasi pada 2016 lalu mencapai 81 orang. Sebanyak 31 orang di antaranya lebih memilih Malaysia sebagai tempat mencari nafkah.
BACA JUGA: 197 WNI Terjaring Razia TKA Ilegal di Malaysia
Sementara negara Taiwan dan Singapura serta Hongkong menjadi tempat favorit berikutnya di kalangan TKI.
“Gaji di sana lebih besar dari negara Indonesia, bisa mencapai Rp 5 juta lebih per bulan,” kata Hartono.
BACA JUGA: H-15, Pemudik di Hang Nadim Mulai Diramaikan TKI
Atas dasar itulah, kata dia, tidak heran bila jumlah TKI di Kota Bekasi terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan catatannya dari Januari-Juli 2017 sudah ada 44 TKI yang diberangkatkan ke berbagai negara.
Jumlah ini lebih tinggi empat orang dibanding tahun lalu dengan kurun yang sama, dari Januari-Juli 2016.
Naiknya jumlah TKI, kata dia, bukan berarti perekonomian di Kota Bekasi memburuk, namun mereka ingin meningkatkan kualitas hidup keluarganya.
“Justru naiknya jumlah TKI bisa mendongkrak pendapatan visa negara,” ungkapnya.
Menurut Hartono, tidak semua TKI asal Kota Bekasi bekerja sebagai penata laksana rumah tangga atau pembantu rumah tangga saja.
Ada juga yang bekerja sebagai sopir, pendamping orang lanjut usia di panti jompo dan sebagainya.
“Untuk jenis kelaminnya, paling banyak perempuan sekitar 60 persen dan laki-laki sekitar 40 persen,” tandasnya. (kub/gob)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampung di Malaysia Ini Suasananya Indonesia Banget
Redaktur & Reporter : Yessy