Pasalnya, seorang TKI asal Temanggung, Jawa Tengah, Suryadi (32 tahun), yang baru pulang dari Italia, harus kehilangan uang Rp 390 juta hasil jerih payahnya selama bekerja di mancanegara. Uang yang dibawa Suryadi raib, setelah dirinya dibius kawanan perampok di sekitar Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (6/10).
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Kami berharap TKI tetap menggunakan fasilitas yang sudah disediakan pemerintah karena dengan lewat terminal umum memang BNP2TKI tidak bisa memantau keberadaan TKI," terang Jumhur di Jakarta, Sabtu (6/10).
Jumhur menegaskan, pemerintah menyiapkan Balai Pelayanan Kepulangan untuk memberikan layanan kepulangan bagi TKI secara aman dan murah hingga ke rumah di kampung halaman masing-masing. "Fasilitas terminal khusus TKI itu disediakan untuk mencegah musibah seperti yang dialami Suryadi yang katanya ingin pulang sendiri," ujarnya.
Terminal khusus TKI, lanjut Jumhur, berfungsi untuk memberikan perlindungan kepada TKI dari incaran orang-orang yang berniat jahat meskipun efeknya pemerintah dinilai diskriminatif. "Pemerintah siap mengambil risiko dengan adanya penilaian diskriminasi tersebut. Namun yang terpenting pemerintah dapat memastikan TKI aman sampai serah terima dengan keluarganya. Sulit dibayangkan bila TKI dengan membawa koper yang besar-besar dan mendarat tengah malam dan dibiarkan seperti penumpang umum," kata Jumhur. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IDI Soroti Penempatan Dokter Spesialis di Puskesmas
Redaktur : Tim Redaksi