jpnn.com, JAKARTA - Satgas Covid-19 mencatat adanya penurunan pasien Covid-19 dari kluster Pekerja Migran Indonesia per Senin (5/10) pukul 18.00 WIB. Tingkat hunian Flat Karantina Mandiri Pekerja Migran Indonesia mengalami penurunan hingga 556 pasien atau sekitar 22 persen.
Mengutip laman Satgas Covid-19, Pekerja Migran Indonesia sendiri mengisi Tower 9 Wisma Atlet Jakarta. Saat ini, terisi 819 dari kapasitas tampung 2.619 tempat tidur (31 persen).
Di tower ini masih tersedia 1.800 tempat tidur (69 persen). Sebelumnya, data pukul 06.00 WIB kapasitas huni menunjukkan terisi 1.385 pasien (53 persen) dan yang masih kosong tersedia 1.234 tempat tidur (47 persen).
Sementara Flat Isolasi Mandiri Wisma Atlet Kebayoran Jakarta cenderung datar. Pada Tower 4 dan Tower 5 Flat Isolasi Mandiri yang disiapkan pemerintah bagi warga yang tidak memiliki tempat untuk menjalankan isolasi mandiri hanya berkurang 4 orang tanpa gejala (OTG) atau sekitar 0,13 persen dari kapasitas huni sebanyak 3.116 tempat tidur.
Tower 4 masih tersedia 989 tempat tidur (64 persen) dan Tower 5 tersedia 475 tempat tidur (30 persen), sehingga total tersedia 1.464 tempat tidur (47 persen) dari kapasitas tampung 3.116 pasien. Sebelumnya tersedia 1.460 tempat tidur.
Begitu juga dengan Tower 6 dan Tower 7 RS Darurat Covid-19, yang letaknya bersebelahan dengan Flat Isolasi Mandiri, mengalami penurunan. Sore kemarin, terisi 1.760 pasien (61 persen) dari sebelumnya di pagi hari ada 1.806 pasien (63 persen).
Dua Tower itu memiliki kapasitas tampung sebanyak 2.878 tempat tidur. Sehingga masih tersedia 1.118 tempat tidur (39 persen). Dengan perincian 559 tempat tidur di Tower 6 (43 persen) dan sisa 559 tempat tidur di Tower 7 (35 persen).
Sementara Tower 8 Isolasi Mandiri tersedia 1.303 tempat tidur (84 persen). Tower baru yang pengelolaannya di bawah Kementerian Kesehatan ini sampai Senin (5/10) sore menampung 245 pasien (16 persen) dari total kapasitas 1.548 tempat tidur. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA JUGA: Pakai Masker yang Tiga Lapis, Kalau Satu Perlindungannya Kurang
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga