jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menyatakan dirinya dan seluruh jajaran TKN merasa bangga sekaligus superkhawatir pascadebat capres dengan topik pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan globalisasi yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada akhir pekan lalu.
Sepanjang debat, Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto menjaga dan membela pertahanan Indonesia. Sedangkan, kedua paslon lainnya berlomba dan bekerja sama menjatuhkan dan mencemooh pertahanan bangsa.
BACA JUGA: Dilaporkan ke Bawaslu Gegara Ungkit Lahan Prabowo, Anies: Saya Mengutip dari Pak Jokowi
“Karena hanya Pak Prabowo yang berusaha menyampaikan laporan prestasi pertahanan kita, sekaligus visi dan misinya ke depan. Sedangkan capres 01 dan 03 terlalu sibuk menyerang bahkan bekerjasama untuk menjatuhkan dan mengolok-olok postur pertahanan bangsa saat ini,” kata Rosan.
“Contoh saja, paslon 01 dan 03 bolak-balik menyerang soal pembelian alutsista bekas, bahkan mencemooh dengan ponten 5 dan 11/100 soal itu. Padahal pertahanan bukan saja soal alutsista. Jadi sangat tidak pas dan tidak pantas apalagi untuk kita di Indonesia yang punya sejarah melawan dan mengalahkan para penjajah dari Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang yang bersenjata canggih hanya dengan batu, keris, golok, badik, dan bambu runcing,” tambah Rosan.
BACA JUGA: Masinton Sebut Prabowo Follower Ganjar di Debat Capres, Begini Kalimatnya
Menurut Rosan, debat kemarin sebenarnya mengupas dan menguji tujuan dan karakter kepemimpinan dari setiap capres.
Pemimpin yang negarawan pasti siap mengorbankan dirinya demi mengedepankan kepentingan masyarakat dan bangsa. Dan selalu menjadikan dirinya teladan, kapanpun dan dimanapun.
BACA JUGA: Anies Ungkit Lahan Prabowo di Debat Capres, Jubir AMIN Berharap Jokowi Masih Seperti Dahulu
“Kami bangga karena Pak Prabowo terbukti sebagai pemimpin yang mati-matian mempertahankan moral masyarakat dan membela pertahanan Indonesia, walaupun harus mengorbankan dirinya diserang, dijatuhkan, bahkan difitnah di hadapan ratusan juta rakyat yang menonton,” lanjut Rosan.
Rosan juga menyesalkan kedua capres lainnya jadi menyesatkan masyarakat, tidak jelas karena memang pemahaman dan dukungan informasi atau data yang dimiliki kedua capres tidak cukup, atau memang sengaja berbohong dan membelokkan konteksnya.
Misalnya, kata dia, capres 03 menyatakan tidak bisa mendapatkan data dari Kementerian Pertahanan karena ditutup-tutupi. Padahal setelah dicek tidak ada sekalipun permintaan data tersebut kepada Kemenhan.
"Kan itu artinya fitnah. Belum lagi soal minimum spending yang tidak tercapai di tahun 2021 dan 2022. Padahal itu karena adanya Covid 19, sehingga ada relokasi anggaran. Bahkan justru akibat dari diplomasi pertahanan kita saat itulah Indonesia bisa menjadi negara prioritas untuk mendapatkan vaksin ketika seluruh dunia berebutan,” kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) itu.
Bagi Rosan yang paling menyedihkan adalah ancaman yang ingin menjatuhkan pertahanan bangsa dengan menjatuhkan moral masyarakat, justru datang dari dalam negeri sendiri dan disampaikan secara terang-terangan oleh kedua capres lainnya.
“Yang pasti, kalau saya bangsa asing yang ingin menjatuhkan pertahanan Indonesia, saya pasti dukung Capres 01 dan 03. Karena disitulah titik terlemah (weakest link) pertahanan kita ke depan,” tegas Rosan. (dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif