Informasi yang berhasil dihimpun, seharusnya Neneng pulang pada awal November ini, tapi hingga sekarang tak pulang juga. Pihak keluarga pun mencari kabar tentang ketidakpulangan Neneng. Hasilnya, Neneng masih berada di Jeddah Arab Saudi, tapi dalam kondisi mengeluh dan mendekam di penjara. Sang majikan mempolisikan Neneng karena telah merugikan dan mengancam keselamatan jiwanya.
Di dalam penjara, Neneng mendapatkan perlakukan tidak manusiawi, misalnya polisi setempat menyuruh agar Neneng mengaku telah mencuri dan memiliki ilmu sihir. "Neneng pernah menelepon kami, bahwa polisi di Jeddah kejam misalnya memberi minum dengan air kencing mereka dan kena bogem mentah pada bagian kepala. Dampak pukulan itu membuat penglihatan Neneng rusak,"tutur kakak korban, Elis Resnawati kepada Radar Sukabumi (Grup JPNN), Selasa (13/11).
Sebelumnya, pihak keluarga sudah meminta tolong sponsor atau jasa pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) yakni PT Karya Ananda Pertiwi di Jalan Asembaris Raya Nomor 01 Kebun Baru, Jakarta Selatan. Tapi, sampai sekarang belum mendapat tanggapan dari perusahaan tersebut.
PT Karya Ananda Pertiwi memberangkan Neneng menjadi TKW pada 20 November 2010. Pihak keluarga masih bisa berkomunikasi dengan Neneng pada 7 Agustus 2012. Dalam pembicaraan itu Neneng menangis meminta pertolongan pada keluarga karena penyiksaan yang dideritanya. Saat itu, dampak penyiksaaan yakni penglihatannya sudah tak berfungsi normal. Parahnya, sang majikan tak memberikan gaji selama setahun lebih. Berdasarkan pengakuan kelurga Neneng, selama dua tahun ini hanya mengirimkan gaji delapan bulan saja.
Tiga anak Neneng yakni Irham Hermansyah (16) M Irgi Maulana (11) Irsan Fadilah (9) hanya bisa menangis mendengar kabarnya ibunya tak pulang pulang. Terlebih sang ayah juga menjadi tenaga kerja di perkebunan sawit Malaysia. (cr5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Satwa Dilindungi Masih Dijual Bebas
Redaktur : Tim Redaksi