TNI AL Siap Bantu Eskavasi Gunung Padang

Kamis, 11 April 2013 – 15:50 WIB
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (TNI AL) menyatakan siap jika sewaktu-waktu diminta membantu proses eskavasi bangunan purba yang terkubur di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Kesiapan tersebut diungkapkan Kadispen TNI AL Laksma TNI Untung Suropati, saat menghadiri seminar di Universitas Indonesia, Rabu (10/4) lalu.

"Prinsipnya kita (TNI AL) siap jika dilibatkan," ucap Untung, yang hadir mewakili KSAL Laksamana Madya TNI Marsetio.

Dalam kesempatan tersebut, Untung juga memaparkann makalah berjudul “Teknologi Perkapalan dan Sejarah Peradaban Indonesia”. Arkeolog UI, Ali Akbar yang terlibat langsung dalam tim terpadu riset mandiri Gunung Padang, tampak hadir.

Pembicara lain, Hasjim Djalal mengatakan, sejarah peradaban suatu bangsa sangat penting untuk ditelusuri. Pengalamannya menjadi diplomat di era Presiden Soekarno hingga sekarang, terungkap temuan sejarah merupakan bukti pendukung utama dalam penetuan batas-batas negara.

"Sudah bagus pemerintah mau membantu peneliti, selama ini kesannya para peneliti dibiarkan bekerja sendiri,” ungkap Hasjim.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menyatakan penghargaannya kepada para ilmuwan yang terlibat langsung dalam tim riset mandiri Gunung Padang.

Selain didukung, harapannya temuan tim bisa jadi inspirasi intelektual lain untuk menghasilkan karya-karya lain yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia. "Intelektual kita banyak, kalau berkontribusi semua, maka akan baik untuk Indonesia," ujar Dipo Alam.

Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang sama sekali tak melibatkan ilmuwan asing. Tim beranggotakan ilmuwan terbaik Indonesia yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Tim dibentuk atas usul Andi Arief (Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam). Pemebentukan tim merupakan bentuk fasilitasi pemerintah terhadap keinginan para ilmuwan multi disipilin memberikan sumbangsih kepada negara.

Dalam kerjanya, tim terpadu  menggunakan berbagai metode non konvensional dalam penelitianya seperti penggunaan geolistrik, georadar, maupun geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya. Selain itu juga menggunakan citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM).

Dari berbagai data yang dihasilkan itu, serta ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik bor sampling, serta analisa petrografi. Keberhasilan tim untuk berkerja sejauh ini sampai pada hasil membuktikan hasil hipotesa mereka dengan melakukan penggalian arkeologi beberapa titik bahwa ada bangunan utama berukuran 15 hektar (setara dengan 10 kali dari Candi Borobudur) di Gunung Padang yang tertimbun, serta luasa total komplek bangunan sebesar 75 hektar ini bukan semata capaian di bidang arkeologi dan kebudayaan.

Menurut Andi Arief, kerja tim untuk melengkapi sejarah besar bangsa Indonesia. Termasuk juga bertujuan menemukan bukti pusat kebudayaan purba yang mengejutkan dunia, karena berpotensi mengubah peta sejarah dunia termasuk Indonesia. “Dan yang lebih penting dari itu, tim dari lintas disipilin ilmu dan asal institusi juga mampu berkerjasama dan membuktikan kemampuan bangsa kita kepada dunia.” tutup Andi. (pra/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marbot dan Kader Posyandu Terima Insentif

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler