jpnn.com - SURABAYA - Penjahat jalanan yang kerap beraksi di sejumlah daerah, akhirnya takhluk di tangan anggota Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim. Pelaku yang tak segan-segan bertindak sadis pada korbannya itu ditembak mati lantaran menodongkan pistol ke kepala dua polisi yang hendak menangkapnya.
Beruntung reserse Polda Jatim itu lebih dulu menarik pelatuk pistolnya sebelum sang perampok meledakkan senjata api rakitannya.
BACA JUGA: Duel Lawan Perampok, Polisi Kena Bacok
Tersangka yang tersungkur lantaran terkena tembakan itu bernama Achmad Fauzan, 37, warga Sentul, Purwodadi, Pasuruan. Dia ditembak tepat setelah keluar dari pintu Jembatan Suramadu arah Madura dini hari kemarin.
Fauzan merupakan pentolan komplotan penjahat jalanan yang satu kelompok dengan Darto yang ditembak seminggu lalu.
BACA JUGA: Jangan Fotolah, Bahaya Itu...
Saat penangkapan Darto, Fauzan berhasil kabur dengan menggunakan sepeda motor. Darto tewas karena didor petugas setelah menembaki polisi. "Kami terus mencari keberadaan tersangka. Aksinya sangat membahayakan," kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Heru Purnomo.
Pada Selasa lalu (3/12), anggotanya mengidentifikasi Fauzan bersembunyi di Sidotopo, Surabaya. Mendengar informasi tersebut, anggota tim khusus melakukan penyisiran selama hampir seminggu. Tim yang terlibat penyisiran sepuluh orang dengan mengendarai mobil dan sepeda motor.
BACA JUGA: Kanit Reskrim Dianiaya Puluhan Pria Berambut Cepak
Penyisiran itu dilakukan sampai Senin (9/12). Anggota tim khusus Kompol Arbaridi Jumhur dan Brigadir Jonathan Johnny berboncengan menyisir Jalan Kedung Cowek hingga sebelum pintu masuk gerbang menuju Jembatan Suramadu arah Madura.
Sekitar pukul 23.45 mereka mendengar informasi bahwa Fauzan bersama RC (buron) menuju Madura dengan melintasi Jembatan Suramadu. Dua anggota itu segera masuk ke jembatan dan berusaha mengejarnya ke arah Madura. "Anggota berusaha secepat mungkin karena ciri-cirinya sudah jelas," ucap Heru.
Pelaku yang menjadi target terlihat berboncengan dengan kecepatan sekitar 50 kilometer per jam. Fauzan di belakang dan RC memegang kendali setang kemudi. Jumhur dan Jonathan yang mengejar berhasil menyalip dan langsung memepet tersangka. "Berhenti, saya polisi," ucap Jumhur menceritakan pengejarannya.
Bukan berhenti, mereka malah semakin memacu sepeda motornya. Meski sudah diingatkan beberapa kali, pelaku tetap tidak mau menghentikan motornya. Malah kendaraannya semakin cepat. Tidak ingin kehilangan sasaran, dua polisi itu berusaha memepet sepeda motor tersangka.
Setelah berhasil memepet, Jumhur menarik baju Fauzan ke belakang hingga terjatuh. Hal tersebut membuat kendaraan yang dipacu RC oleng dan nyaris terjatuh. Namun, tidak butuh waktu lama untuk menstabilkan kendaraan. RC pun langsung kabur.
Jumhur dan Jonathan langsung berhenti mendekati Fauzan. Ternyata, Fauzan menarik senjata api rakitan yang disimpan di sabuknya. Senjata itu diarahkan kepada Jumhur yang berusaha mendekat. Jumhur langsung menarik pelatuk senjata yang dipegangnya. Tembakan Jumhur langsung mengenai dada tersangka hingga dua kali. Saat itu, jarum jam menunjukkan angka 01.00.
Meski sudah tertembak, tersangka Fauzan masih sempat menarik pelatuk senjata api. Terdengar sebuah letusan senjata dari pistol tersangka. Untung saja, arahnya jauh dari Jumhur dan Jonathan. Diduga, pelaku sudah lemas karena tertembak sehingga tidak berdaya mengarahkan pistol ke sasaran.
Polisi lantas memeriksa sekujur tubuh tersangka karena khawatir membawa benda yang membahayakan. Setelah dinyatakan aman, Fauzan diangkat ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, tersangka meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jatim Kompol Bambang Tjahyo Bawono mengatakan, pelaku adalah anggota komplotan yang sudah lama dicari. Darto, seorang anggota komplotan sebelumnya, ditembak mati oleh tim khusus. "Dalam beraksi, tersangka tak segan melukai korbannya," katanya.
Selain RC, Darto, dan Fauzan, ada Taufik, Hadi, dan Mat alias Gendut. Ketiganya sudah ditangkap Polsek Ngantang, Batu. Menurut dia, tersangka pernah beraksi di Malang, Batu, Pasuruan, Gresik, Mojokerto, Jember, Surabaya, dan sejumlah daerah di Jateng.
Aksi terakhirnya terjadi di Sukorejo, Pasuruan. Fauzan bersama kelompoknya merampok rumah seorang tentara pada November lalu. Korban sampai dijahit dengan 22 jahitan di kepala karena dilukai pelaku. Polisi masih mencari pelaku lainnya. "Komplotannya banyak. Ini masih dikejar," jelasnya. (eko/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sipir Dipukuli Pol PP
Redaktur : Tim Redaksi