jpnn.com, JAKARTA - Tokoh muda asal Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Iwan Setiawan Arifin Manasa mengajak generasi milenial untuk melek politik dan menggunakan hak suaranya dalam pemilu, 17 April mendatang. Dengan tidak menjadi golput, kata dia, kita sesungguhnya telah mencegah negara dikuasai oleh elite dan wakil rakyat yang tidak kapabel dan tidak berkualitas.
“Generasi milenial, apalagi yang masuk kategori pemilih pemula (17-21 tahun), harus membiasakan diri terlibat dalam proses politik. Orang muda harus punya suara. Gunakan hak politik kita kalau ingin gagasan dan aspirasi kita didengar,” ujar Iwan di sela-sela blusukan ke Pulau Nuca Molas, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, Minggu (7/4).
BACA JUGA: MPR Sesalkan Konten Negatif Masih Ramai Jelang Pemilu
BACA JUGA: Sabyan Minta Generasi Muda Tidak Golput, Saraswati: Berani Pilih Nomor 2
BACA JUGA: Pemilu Kian Dekat, Kuburan Makin Sering Jadi Tempat Sambat
Iwan Manasa yakin jika orang muda tidak golput dan memilih sosok yang tepat dalam pemilu nanti, Indonesia niscaya akan memiliki pemimpin dan wakil rakyat yang benar-benar lahir dari rahim rakyat dan merepresentasikan harapan seluruh rakyat. “Inilah sesungguhnya esensi demokrasi yang kita bangun sejak reformasi nasional 1998," tuturnya.
Menurut Iwan, sangat penting menumbuhkan kesadaran dan partisipasi politik generasi milenial. Orang muda harus kritis mencegah penyalahgunaan kekuasaan, apalagi jika dipakai untuk mengintimidasi rakyat.
BACA JUGA: Cegah Kecurangan, Jagapemilu.com Tampung Curhat Aparat Negara yang Dipaksa Tidak Netral
“Jika hal tersebut terjadi maka hal itu sesungguhnya awal dari kematian demokrasi," kata politikus muda Partai Demokrat, yang juga Caleg DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 NTT itu.
Iwan mengingatkan, pada 1908 sejarah mencatat adanya kebangkitan nasional yang digerakkan oleh pemuda. Lalu pada 1928, Sumpah Pemuda juga digerakkan oleh anak-anak muda dari berbagai suku, daerah, agama. Mereka mengikrarkan sumpah janji untuk mencintai negara ini. "Proklamasi Kemerdekaan RI pada 1945 juga digerakkan oleh anak-anak muda," jelasnya.
Terkait itu, Iwan Manasa mengimbau agar anak muda menyalurkan energi positifnya. Sebab, anak muda adalah kekuatan. “Semua insan muda harus dapat menjadi penggerak pembangunan dan kemajuan Indonesia,” katanya.
Iwan tak menyangkal, golput atau sikap politik tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu memang merupakan hak individual.
Yang pasti, kata Iwan, ketika kecenderungan golput meluas belakangan ini, yang perlu dilakukan oleh semua pihak adalah membangun pesan positif bahwa hak pilih harus digunakan dengan baik pada pemilu.
“Intinya, bagaimana membuat narasi besar bangsa ini supaya orang peduli dengan pemilu dan menggunakan suaranya,” saran Iwan, yang sudah lebih dari tiga bulan menyapa warga masyarakat di lebih dari 100 titik di Flores dan Alor ini.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Figur Hary Tanoe Jadi Alasan Masyarakat Pilih Perindo
Redaktur & Reporter : Friederich