Tokoh Muslim Uighur Buka-bukaan kepada Media Asing, Ada Pengakuan Mengejutkan

Rabu, 23 Desember 2020 – 05:38 WIB
Muslim Uighur di Tiongkok. Foto: Reuters

jpnn.com, BEIJING - Tokoh etnis minoritas Muslim Uighur, para pekerja dan lulusan kamp vokasi di Daerah Otonomi Xinjiang, Tiongkok, menemui sejumlah awak media asing di Beijing, Senin (23/12).

Mereka yang berasal dari berbagai kota di Xinjiang tersebut memberikan testimoni mengenai situasi terkini di daerahnya dengan didampingi pejabat daerah setempat.

BACA JUGA: Diserang soal Muslim Uighur, Tiongkok Ungkit Dosa Tentara Australia di Afghanistan

Abulhasan Tursunniyaz selaku khatib Masjid Jamik Kota Hotan menjelaskan aktivitas jamaahnya yang sudah normal dalam menjalankan kegiatan ibadah sehari-hari.

"Remaja Islam di sana juga seperti biasa belajar Alquran, hadist Shohih Bukhari, dan ilmu-ilmu pengetahuan agama. Ada yang belajar di masjid, di XII (Institut Agama Islam Xinjiang) di Urumqi dan tujuh daerah lainnya, dan ada pula yang belajar melalui agama atau buku yang diterbitkan oleh Asosiasi Islam Xinjiang," ujarnya.

BACA JUGA: Amerika Haramkan Impor Kapas dari Perusahaan yang Mempekerjakan Muslim Uighur

Tursunnisa Ali, lulusan kamp vokasi Kota Hotan, mengaku taraf hidupnya meningkat setelah diterima di perusahaan tekstil.

"Awalnya saya digaji 2.000 yuan per bulan (Rp 4,3 juta). Lalu saya dapat promosi hingga sekarang gaji saya naik menjadi 5.000 yuan (Rp 10,8 juta)," ujar pekerja perempuan beretnis Uighur itu.

BACA JUGA: Partai Komunis Tiongkok Jatuhkan Hukuman Terberat kepada Wagub Daerah Otonomi Uighur

Demikian juga halnya dengan Shirali Mamtmin yang menuturkan bahwa pekerjaannya di pabrik garmen di Hotan berdasarkan kontrak dengan gaji borongan.

"Saya dan teman-teman bekerja bukan dipaksa tapi karena kami butuh uang. Kami tinggal di asrama dengan fasilitas lengkap, kantin halal pun disediakan di tempat kerja kami," ujarnya dalam bahasa Uighur yang dialihbahasakan Mandarin oleh seorang penerjemah.

Ablajan Ablat dengan kemampuan bahasa Mandarin dan keterampilan yang didapat dari kamp vokasi akhirnya bisa membuka usaha.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Pazaliya Uksun dari Kota Aksu.

Pengakuan-pengakuan tersebut cukup mengejutkan, mengingat selama ini banyak media dari luar Tiongkok menggambarkan muslim Uighur sebagai kelompok yang ditindas oleh rezim komunis di Beijing.

Seperti diketahui, berbagai laporan menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok telah menjebloskan jutaan etnis Uighur ke kamp kerja paksa yang tersebar di Xinjiang.

Kabar tentang umat Islam dilarang beribadah hingga perusakan masjid tak kalah banyaknya. (ant/dil/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler