Tokoh Papua Ini Dorong Pembentukan Satgas Antimiras di Setiap Kabupaten

Rabu, 24 Juni 2020 – 23:53 WIB
Tokoh muda Papua asal Kabupaten Boven Digul, Bernolfus Tingge. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Peredaran Miras dan lemahnya penegakan hukum di lapangan membuat konsumsi miras di kalangan masyarakat Papua makin marak.

Hal tersebut berdampak pada meningkatnya angka kematian dan rentetan masalah sosial lainnya. Bahkan angka kematian akibat Miras ini jauh lebih banyak dari kematian akibat Covid-19. Maka itu selain edukasi terus dilakukan, Pemda perlu serius membentuk Satgas Anti-Miras di tiap-tiap kabupaten.

BACA JUGA: Tokoh Muda Papua Ini Salurkan Bantuan Sosial untuk Warga Terdampak Covid-19

"Isu Miras di Papua secara khusus di Boven Digul tempat saya saat ini tinggal memang memprihatinkan. Ini penyakit sosial yang harus secara total kita perangi," kata Tokoh Muda Papua Bernolfus Tingge dalam keterangan persnya, Rabu (24/6).

Menurut Bernol, selama ini masalah Miras banyak menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat terutama orang asli Papua. Karena Miras, banyak kecelakaan lalu lintas yang berakibat hilangnya nyawa bukan hanya si pemabuk tetapi juga orang lain yang tidak bersalah.

BACA JUGA: Mau Bikin Partai, Wanita Emas Beberkan Keunggulannya

"Misalnya masyarakat yang saat pagi sedang olahraga tahu-tahu tertabrak oleh mereka yang mabuk malam harinya. Dan kejadian begini sudah banyak," ungkap Bernol.

Bukan hanya itu dampak miras juga membuat rumah tangga rusak dan terutama yang menjadi korban adalah istri dan anak-anak.

BACA JUGA: Mensos Sebut Anies Ganti Program Sembako dengan Skema Berbeda

"Maka tentu saja kami selalu mengimbau masyarakat agar setop miras dan kembali ke pola hidup sehat. Yang tentu juga harus dibarengi dengan upaya dari pemerintah untuk melakukan langkah pengendalian terutama peredarannya," kata dia.

Bahwa ada Perda Miras, menurut Bernol tidak berjalan efektif karena implementasi yang lemah di lapangan. Misalnya Bernol memberi contoh Satgas Anti Miras di Kabupaten tidak berfungsi baik yang diduga karena daya dukung anggaran yang minim.

“Artinya komitmen untuk ini memang belum kuat. Padahal masalah Miras ini ada di depan mata. Kalau untuk Covid-19 yang banyak sembuhnya saja kita all out harusnya perang terhadap Miras juga demikian apalagi angka kematiannya sangat tinggi," pungkas Bernol.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler