Tolak Anas Injak Tanah Rencong

Minggu, 10 Juni 2012 – 08:38 WIB

BANDA ACEH - Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan diri, Komunitas Penolak Koruptor (kaPK) menggelar unjukrasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Sabtu (9/6). Aksi dilakukan untuk menolak kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, ke Aceh.

Aksi yang dilakukan mahasiswa ini, cukup mendapatkan perhatian dari para pengguna jalan yang melintas di kawasan Simpang Lima. Mereka melakukan orasi sambil membentangkan sejumlah spanduk dan poster bertuliskan tuntutan mereka, salah satunya bertuliskan "Awas Koruptor Datang".

Koordinator aksi, Heri Tamliqa, dalam orasinya menegaskan bahwa, koruptor haram injak tanah rencong. Mereka menolak kedatangan Anas ke Aceh karena ia dianggap sebagai aktor korupsi yang telah banyak merugikan negara.

"Kami minta kepada Anas dan para pejabat yang terjangkit korupsi lainnya untuk tidak menginjak tanah rencong ini. Koruptor tidak memiliki tempat dan tidak layak di terima dimanapun," tegasnya.

Lebih lanjut, para mahasiswa ini juga menyoroti, lembaga - lembaga yang menangani kasus korupsi di Indonesia. Mereka menilai, lembaga penegak hukum tidak mampu menghentikan permainan para "tikus" kantor.

Lembaga pemberantas korupsi pun, dinilai terlalu lemah dan pengecut saat menghadapi aktor korupsi yang berstatus sebagai pejabat negara. " Timbul kesan, bahwa di negeri ini, hukum hanya berlaku untuk orang kecil dan bisa dibeli oleh mereka yang punya nama besar."


Bahkan sangat disayangkan, tanggapan dunia terhadap Indonesia kini, tidak sesuai dengan harapan semua. Indonesia dikenal dunia, sebagai negara yang pejabatnya begitu rakus menyedot "darah" rakyatnya sendiri.

Sudah menjadi rahasia umum, Indonesia adalah negara terkorup di dunia, citra Indonesia di ranah internasional, sudah sangat memprihatinkan. Hal itu terjadi, karena fakta membuktikan bahwa begitu banyak kasus korupsi yang bahkan melibatkan pejabat publik ataupun tokoh - tokoh di negeri ini.

Sebut saja kasus wisma atlit, yang terjadi beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, kasus tersebut, melibatkan "orang penting" di Indonesia, kasus nopol mobil palsu dan masih banyak lagi kasus yang aktor utamanya adalah orang penting dan pejabat publik.

Usai melakukan aksi selama kurang lebih satu jam, sekira pukul 12.45 wib, para peserta aksi langsung membubarkan diri, dikawal ketat aparat kepolisian. (Slm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Pandan untuk Hormati Dewa Indra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler