Tolak Angin Sangat Sangat Sangat Aman

Rabu, 19 Agustus 2015 – 12:34 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - JAKARTA – Produk Tolak Angin yang sudah dipasarkan ke seluruh dunia itu terbukti sangat aman dikonsumsi! Kepastian itu disampaikan Direktur PT Empire International Haznam Osman, distributor produk PT Sido Muncul dan banyak produk lain dari Asia ke Amerika Serikat dan Kanada sejak 2012 itu. 

“Kami datang ke Jakarta untuk meminta maaf atas insiden label Prop 65 Warning itu,” ucap Haznam Osman di Cipete Raya, Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Giliran Pedagang Ayam Mogok

Hasnam tidak menyangka label yang ditempelkan di produk Tolak Angin itu berdampak serius pada pabrik jamu terbesar dan termodern di Indonesia itu. 

“Tanggal 13 Juli 2015 kami telah memeriksakan produk Tolak Angin itu ke National Food Lab, California. Hasil analisis reportnya, tidak ditemukan logam berat apapun. Produk ini sudah sesuai dengan Certificate of Analysis. Karena itu saya datang khusus ke Indonesia untuk mengklarifikasi kejadian ini kepada masyarakat. Kami mohon maaf atas kelalaian kami. Tolak Angin adalah produk yang baik dan saat ini masih kami jual di AS tanpa label itu,” jelas Haznam.

BACA JUGA: Faktor Inikah Pemicu Rupiah Melemah?

Presiden Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat mencoba mengambil hikmah dari insiden label di AS itu. Memang, dia sempat terpukul oleh pelabelan itu, karena sangat merusak reputasi dan track record Tolak Angin yang lebih dari 20 tahun menjadi market leaer di Indonesia. “Ya, ini semua ada hikmahnya,” ujar Irwan Hidayat singkat.

Pertama, kata Irwan, ternyata laboratorium PT Sido Muncul sama kualitas dan akurasinya dengan National Food Lab di California, AS. Artinya, semua produk yang sudah diproduksi, dipasarkan, dan di-tes laboratorium di pabrik Klepu, Kabupaten Semarang sana, terbukti aman dikonsumsi. 

BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 14. 000, Ini Langkah Mati-matian BI

“Saya bangga dengan teknologi laboratorium dan quality control PT Sido Muncul. Sangat terpercaya!” ungkap Irwan.

Kedua, lanjut Irwan, dirinya tidak merasa khawatir, sedikitpun tidak ragu, secuil pun tidak ada perasaan was-was, akan produk yang dia jual ke masyarakat dan sudah menyebar ke lima benua itu. 

“Karena saya dan keluarga saya sendiri sudah mengkonsumsi produk Tolak Angin dan semua yang diproduksi PT Sido Muncul itu lebih dari 30 tahun. Buktinya, kami sehat, tidak ada kekeluhan gara-gara minum jamu itu. Kami tidak merasa takut akan dampak negative akibat jamu itu,” jelas Irwan.

Ketiga, insiden label di AS itu murni karena kekeliruan distributor, bukan karena hasil temuan dari regulator di AS. Pelabelan itu murni inisiatif Haznan Osman, untuk preventif dan menghindari tuntutan konsumen di sana. Di California ada semacam “peraturan daerah” yang disebut Prop 65 Warning. Perda itu diundangkan pada 1986, awal mulanya untuk air minum, dan hanya berlaku di Negara Bagian California.

Label itu sudah menjadi hal biasa untuk produk kaca, cangkir, tembok yang dicat, apartmen, tempat-tempat umum, produk lain. Buah-buahan yang dijual di supermarket juga diberi label yang sama, meskipun di luar California, produk-produk itu dijual bebas. Atas saran penasihat hukum Haznam, bulan Juni 2015 semua produk impor PT Empire International diberi label biar aman dari tuntutan konsumen.

Celakanya, Tolak Angin juga menjadi korban, ikut dilabeli.  “Padahal, kami sudah 3 tahun mendistribusikan Tolak Angin ke AS, semua berjalan lancar. Sudah ada sertifikat bebas bahan berbahaya. Kalau tidak ada dokumen resmi itu, tentu tidak bisa masuk ke AS. Jadi, insiden ini semakin mengokohkan Tolak Angin sebagai produk yang sehat, aman, dan bersertifikat kelas dunia,” ungkapnya.

Keempat, sejak awal isu itu beredar di media social, Irwan yang makin matang dan stabil itu kelihatan wisdomnya. Tidak mempertontonkan kesan gelisah, tidak berwajah bingung apalagi galau. Dia tetap cool menghadapi situasi yang sangat sensitive itu, sebagai perusahaan terbuka (Tbk) yang sebagian sahamnya dimiliki oleh public. Dia sukses mengubah isu yang “menampar” PT Sido Muncul menjadi image yang makin melonjak. 

“Ini jalan Tuhan, tidak ada yang mau seperti ini, saya mengambil hikmah dan berprasangka positif,” jelas dia.

Apakah ini factor politis? Atau persaingan bisnis jamu? “Tidak. Sama sekali tidak. Ini insiden biasa. Menjadi tidak biasa, karena kami ini market leader, kami ini besar dan menjangkau seluruh penjuru dunia. Jadi goyangan kecil di California, sudah bisa menjadi tsunami di Indonesia. Lagi-lagi ini jalan Tuhan,” sebut Irwan sambil menunjukkan Analytical Report No CL6655-5 dari lab yang beralamat di 365 North Canyons Parkway, Suite 201, Tech Center 2441, Constitution Drive Livermore CA 94551, US itu.

Hasilnya: Aman! Not Detected. Hasil The National Food Lab itu bisa dicek di www.TheNFL.com. Dan ditandatangi oleh Jennifer Chc, Project Manager dan Pam Wong, Project Leader Food Contaminants. “Kita tidak perlu meragukan lab nasional AS. Kita bangga, lab kita satu kelas dengan lab yang menjadi standar pengetesan makanan di BPOM dan PT Sido Muncul,” kata Irwan.(don)  

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Nilai Rapat Bahas LRT Final, Sekarang Tinggal Action


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler