jpnn.com, MEDAN - Langkah politik Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) ternyata berefek positif pada jago dari dua parpol itu pada Pilkada Kota Medan 2020.
Buktinya, duet Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN) yang diusung koalisi PD-PKS di Pilkada Kota Medan mengantongi dukungan kalangan buruh.
BACA JUGA: Kader PDIP Masuk Demokrat, Bakal Jadi Lawan Menantu Jokowi di Pilkada Medan
Adalah Serikat Buruh Merdeka Indonesia (SBMI) Kota Medan yang memilih mendukung Akhyar-Salman sebagai rival Bobby Nasution-Aulia Rachman. Bobby merupakan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diusung mayoritas partai.
Ketua DPC SBMI Kota Medan Syaiful Amri mengatakan, selama ini pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 belum maksimal. Sayangnya, kini justru UU itu direvisi dengan RUU Ciptaker yang telah disetujui DPR dan pemerintah pada Senin lalu (5/10).
BACA JUGA: Pilkada Medan, Gajah Ternyata Takut Kalah Lawan Semut
"Kami tahu UU 13/2003 tentang Ketenegakerjaan pelaksanannya belum maksimal. Sekarang dibuat lagi Omnibus Law Cipta Kerja yang kami rasa banyak mengebiri kaum buruh," ujar Syaiful di Medan, Sabtu (10/10).
Oleh karena itu, Syaiful mendeklarasikan dukungan SBMI Medan kepada Akhyar-Salman. Dukungan itu diserahkan di rumah pemenangan AMAN di Jalan Sudieman, Kota Medan.
BACA JUGA: Singgung Akhyar Nasution soal Pilkada Medan, Megawati: Kalian Bayar Enggak untuk Rekomendasi Saya?
"Melihat penolakan Partai Demokrat dan PKS, SBMI mengambil sikap mendukung AMAN (Akhyar-Salman, red). Kami anggap ini adalah partai yang membela kaum buruh," ucap Syaiful.
Menanggapi dukungan SBMI, Salman menyataan bahwa pihaknya memiliki semangat berjuang yang selaras dengan perjuangan buruh. Menurutnya, hal itu sejalan dengan sikap PD dan PKS yang memilih sebarisan dengan buruh ketimbang menyetujui Omnibus LAw Cipta Kerja.
"Dua partai oposisi yang mendukung kaum buruh. Pasangan AMAN tidak bergantung kepada oligarki. Kami betul-betul merdeka sepenuhnya, tidak disetir siapa pun. Baik rezim ataupun oligarki politik," ucapnya.
Salman menambahkan, dirinya maupun Akhyar sudah punya pengalaman dalam mengadvokasi para buruh dalam memperjuangkan upah dan hak-hak lainnya.
"Boleh lihat track dan record, apakah pernah saya berpihak kepada perusahaan," kata Salman.(gir/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Ken Girsang