Tolak Dimutasi, Polisi Malah Menuntut Kapolresta Diganti

Kamis, 20 September 2012 – 12:26 WIB
PAREPARE -- Kisruh terjadi di Kepolisian Resort Kota (Polresta) Parepare, Rabu, 19 September. Ratusan aparat korps “baju cokelat” tiba-tiba mengamuk. Penyebabnya, mereka menolak dimutasi ke empat daerah di Sulsel. Daerah tersebut, masing-masing, Toraja Utara, Mamuju Utara, Luwu, dan Enrekang.

Sekir 150 anggota polisi tersebut mengaku tidak puas dengan kebijakan Kapolresta dengan beragam alasan. Aiptu Mahdi Syam, salah seorang anggota yang dimutasi ke Luwu mengatakan, Kapolresta mengambil keputusan tak berdasar. Pasalnya, kata Mahdi, dirinya belum genap sebulan bertugas di Polresta Parepare setelah tiga tahun ditempatkan di Mamasa. Tidak terimanya lagi karena dana yang ia gunakan untuk pindah tidak ada lagi.

"Selama tugas, tinggal istri dan rumah belum saya gadaikan. Cincin nikah yang saya gadai untuk pindah ke Parepare bahkan belum ditebus dan kini harus dipindah lagi ke Luwu," geramnya. "Lagian coba bayangkan kalau 80 personel ke Toraja Utara, mereka mau ngontrak di mana," lanjut Mahdi.

 Lain Mahdi lain pula Aiptu Parman. Setelah lama bertugas di Ambon ia akhirnya ditempatkan di Polresta Parepare. Belum sempat menata hidup dan memiliki hunian tetap, ia kini ikut dimutasi bersama 149 rekannya. "Bayangkan anak yang kini kelas enam dan kelas tiga SMP, mereka sudah mau ujian," teriaknya berapiapi.

Senada juga dilontarkan Aiptu Mirwan, Aiptu Ansyar dan Briptu Parawansa. Ketiganya tidak terima dimutasi karena tidak ada pemberitahuan dan merasa tidak pernah melanggar.

"Kalau memang saya ada pelanggaran saya mau dimutasi tapi kenyataannya tidak ada, jadi atas dasar apa saya dipindah," aku Ansyar.

Pantauan FAJAR (JPNN Group), sejak pukul 09.00 Wita kemarin, tepatnya usai apel pagi, sejumlah anggota yang dimutasi mengamuk. Bahkan salah satu di antara mereka membawa badik dan mengacungkan ke arah Kapolresta Parepare, AKBP Suprayitno dan Kabag Ops, Kompol Gany Hatta. Suasana di Polres kian ramai saat ratusan warga ikut menonton dari luar pagar kantor Polresta Parepare.

Terpisah, Kapolresta Parepare, AKBP Suprayitno menjelaskan bahwa kebijakan mutasi dari Polda Sulsel. Namun ia tidak menampik bahwa nama-nama yang dimutasi adalah atas usulan dirinya. Namun, kata dia, semua berdasarkan pada absensi dan kinerja anggotanya.

Suprayitno juga menolak jika nama yang ia ajukan atas masukan Kompol Gany Hatta sebagaimana santer beredar di kalangan personel yang mengamuk. "Saya objektif dalam mengambil keputusan dan semua berdasar," kata Suprayitno.

Suprayitno juga mengaku tidak menyangka akan ada reaksi keras dari anggotanya soal mutasi tersebut. Pasalnya, kata dia, saat apel pagi, ia jelaskan bahwa 150 personel akan dimutasi. Alasannya, Polresta Parepare overload hingga antara petugas dengan masyarakat hanya 1 banding 200.

Sementara di empat wilayah tempat mereka dimutasi, ada yang sampai 1 banding 1000. "Inipun masih 1 banding 350, padahal nantinya ini akan diratakan hingga 1 banding 700. Jadi kemungkinan masih ada tambahan lagi" terangnya.

Suprayitno membantah jika sebelum mutasi dilakukan tidak ada pemberitahuan. "Waktu dibuka pendaftaran, yang daftar cuma 10 orang," ujarnya. (dni/ars)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Kecam Aksi Protes Anggota Polres Pare-pare

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler