jpnn.com - PADANG — Kantor DPRD Solok Selatan, sumatera Barat, Selasa (12/7), kemarin disesaki puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Harian Lepas (THL).
Kedatangan para pegawai yang terdiri dari guru, pegawai kantoran dan pihak petugas kesehatan itu untuk mengadukan nasibnya karena tak terima dimutasi.
BACA JUGA: Manado Bakal Jadi Akses Paling Strategis Buat Wisman Tiongkok
Mereka meminta tolong agar dipindahkan kembali ke tempat semula bekerja. Anggota DRPD Solsel berjanji dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Pemkab Solsel, untuk membahas persoalan itu melalui Panitia Khusus (Pansus).
“Saya dipindahkan dari SMPN 28 Solsel ke SMPN 4 Solsel pada 4 april lalu, namun disekolah baru jam mengajar sudah penuh. sementara di SMP 28 hanya saya satu-satunya guru bidang studi IPS, sehingga tak ada yang akan mengajarkan bidang studi ini,” ujar Widia Nofita guru SMP 28 Solsel kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Selasa (12/7) di Golden Arm.
BACA JUGA: Rekor, Lomba Instagram Pesta Kesenian Bali 2016 Diposting 3.000 Peserta
Salah seorang penyuluh KB, Yefnita Kumalasari juga meminta wakil rakyat di DPRD Solsel memindahkan kembali para ASN ketempat bekerja semula. Dia awalnya bekerja di Kecamatan Sangir Balai Janggo, kini dipindahkan ke kecamatan Pauhduo. Berangkat pukul 06.30 WIB tiba ditempat bekerja yang baru pukul 09.30 wib, disana juga tidak ada pekerjaan.
"Inilah yang saya alami," tuturnya.
BACA JUGA: Pesona Derawan Makin Ngetop di Pesona Lebaran 2016
Sementara Sailendara Guru Sejarah di SMAN 2 Solsel dipindahkan ke SMPN 15 Solsel, dengan jarak tempuh perjalan sekitar 8 jam dengan sepeda motor. Dia mengaku satu-satunya guru SMA sertifikasi yang mengajar 24 jam dipindahkan ke SMP.
"Kalau benar saya ikut berpolitik dan punya bukti yang kuat, silahkan saya dipecat sebagai ASN. Namun di SMP tidak tersedia jam mengajar 24 jam, justru itu kami minta wakil rakyat mengklarifikasi ke Pemkab dan mengembalikan kami ketempat semula bekerja," harapnya.
Ketua Fraksi Demokrat, Khamislihat menanggapi keluhan sekitar 50 orang ASN yang meminta keadilan ke DPRD Solsel. Persoalan itu harus dikembalikan kejalan yang benar, dan sudah tepat rasanya rakyat mengadu ke wakilnya. Tentu butuh proses dalam mencarikan solusi, apakah nanti harus di bawa ke Panitia Khusus (Pansus) dan lainnya.
"Kita siap carikan solusi, sesuai keluhan pNS dan THL yang tak dibayarkan gajinya," tuturnya.
Anggota DPRD Solsel lainnya, Marwan Efendi menjelaskan, Guru juga mengadu tak ada jam mengajar di sekolah yang baru dan disekolah yang lama guru bidang studi tertentu kosong. Sedangkan tujuan dipindahkan sesuai nota dinas bupati, untuk kelancaran tugas dan kelancaran proses belajar mengajar.
"Kasus ini kita telusuri, apakah sesuai dengan apa yang disampaikan ASN. Yang jelas dunia pendidikan ini wajib diperjuangkan, apalagi guru yang tak ada jam mengajarnya," sebutnya.
Sementara Anggota DPRD Solsel, Martius juga menyikapi, ada guru sekedar ambil absen disekolah, karena tak ada jam mengajar. Ada pula THL yang dikontrak dengan APBD Solsel, tapi separoh jalan dipindahkan ke yang lain.
"Kita sepakat memperjuangkannya, karena masa depan anak bangsa perlu dipikirkan. Mengadu kesini (DPRD,red) sudah tepat," terangnya.
Ketua DPRD Solok Selatan, Syidik Ilyas usai melakukan dialog dan penyampaian keluhan diruangan pansus DPRD Solsel, berjanji akan menyelesaikan persoalan yang kini sedang dihadapi oleh ASN dan THL.
Karena tujuan surat keputusan pemindahan berbeda dengan kenyataan dilapangan, namun dia berharap agar ASN dan THL tetap tenang. Sebab, dalam dua hari ini dia akan berdiskusi dengan bupati dan wakil bupati Solsel, mudahan dengan adanya keluhan ini. PNS segera dipindahkan kembali ketempat bekerja semua.
"Secepatnya kita selesaikan agar tak ada polemik dan politik mencampurinya. Saya akan berdiskusi secara pribadi dulu dengan pemkab solsel, mudahan harapan ASN tercapai,"katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Solsel, Fidel Efendi belum bisa menanggapinya, karena itu kewenangan pimpinannya. (tno/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengunjung 3 Top Destinasi Wisata Cirebon Naik 400 Persen Lebih
Redaktur : Tim Redaksi